Varian Omicron diyakini mulai mendominasi lonjakan COVID-19 di Indonesia, termasuk pada anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan, Omicron pada anak lebih banyak menyerang saluran napas atas.
"Sebagian besar itu gejalanya pada saluran pernapasan atas ya. Batuk-pilek, anget (demam), nyeri tenggorokan, hare'eng gitu ya kayak flu biasa ya," jelas Ketua Umum IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), dalam konferensi pers Rabu (9/2/2022).
"Sangat sedikit yang kemudian ke paru-paru bawah. Jadi, kalau sekarang ini ketemu anak dengan batuk, pilek, dan anget, ya hati-hati aja. Ini kemungkinan sudah tertular varian ini," terang dr Piprim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan menurut dr Piprim, banyak anak-anak yang terinfeksi Omicron tanpa bergejala alias OTG (Orang Tanpa Gejala). Meski demikian, anak yang terinfeksi tetap bisa menularkan virus ke orang lain.
"Pada anak juga banyak yang OTG (orang tanpa gejala), oleh karena itu pentingnya vaksinasi pada anak adalah untuk memutuskan mata rantai ini. Jadi karena OTG, dia tidak ada gejala apa-apa, tiba-tiba dia nular-nularin ke eyangnya, opungnya," terang dr Piprim.
Lalu gejala Omicron apa saja yang muncul pada anak?
Menurut dr Piprim, gejala Omicron pada anak dan balita (bawah lima tahun) umumnya tergolong ringan. Di antaranya:
- batuk
- pilek
- demam
- nyeri tenggorokan
- dan gejala lain yang mirip flu biasa.
(up/up)











































