Bertambahnya kasus positif COVID-19 akibat varian Omicron di Indonesia, membuat Kementrian Kesehatan (Kemenkes RI) memprediksi akan datangnya gelombang ke-3 sekitar 2 hingga minggu ke depan.
"Kita melihat dua sampai tiga minggu ke depan kemungkinannya akan terjadi peak (puncak) saat dua sampai minggu ke depan. Oleh karena itu, maka tentunya kita semua harus mewaspadai ini untuk terjadinya kemungkinan peningkatan jumlah kasus yang besar," ujar Dirjen Pelayanan Kesehatan, Prof dr Abdul Kadir, PhD, SpTHT-KL(K), MARS, dalam konferensi pers virtual terkait Update Perkembangan COVID-19, Kamis (10/2/2022).
dr Kadir meyakinkan bahwa gejala yang ditimbulkan dari varian Omicron ini tak separah varian COVID-19 lainnya, seperti Delta. Meski begitu, varian Omicron masih tetap berbahaya untuk kelompok rentan, yaitu lanjut usia (lansia), komorbid, dan orang yang belum divaksinasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu kita tetap harus berhati-hati dan waspada meskipun gejalanya ringan dan kadang-kadang tanpa gejala, tapi itu bisa berbahaya pada orang-orang yang umur lanjut atau lansia, termasuk juga orang-orang yang kemungkinan punya penyakit penyerta atau komorbid, dan juga pada orang-orang belum divaksin dan pada anak-anak," lanjutnya.
Selain itu, dr Kadir juga mengungkapkan alasan mengapa varian Omicron ini memicu gejala ringan daripada varian lainnya. Menurutnya, hal tersebut dibantu dari vaksinasi yang didapatkan masyarakat.
"Karena kebetulan kita sudah melaksanakan vaksinasi yang sangat masif, jadi vaksinasi yang masif ini sangat membantu kita untuk memberikan gejala-gejala yang ringan dan tanpa gejala. Jadi meskipun kita tetap terinfeksi tapi gejalanya ringan karena vaksinasi itu," ucapnya.
(suc/up)











































