Gejala tipes memang mirip dengan gejala Omicron lantaran sama-sama menular hingga menyebabkan pengidapnya kelelahan. Lantas, apa bedanya gejala tipes dan Omicron?
Dikutip dari National Health Service (NHS UK), gejala tipes (istilah populer untuk demam typhoid) disebabkan oleh infeksi bakteri salmonella typhi dan umumnya menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sebanyak 11-20 juta kasus tipes yang terkonfirmasi per tahun, mengakibatkan kematian sekitar 128.000-161.000 per tahunnya.
Menurut WHO, risiko orang yang terkena tipes adalah mereka yang kekurangan akses air bersih dan sanitasi yang memadai, orang yang tidak berkecukupan, serta anak-anak.
Sedangkan Omicron merupakan varian COVID-19 atau virus Corona (SARS-CoV-2) yang menyerang sistem pernapasan manusia.
Sejumlah pakar mengklaim bahwa gejala Omicron ini tergolong ringan atau bahkan tanpa gejala. Meski begitu, varian ini tetap sangat bahaya bagi sejumlah orang, seperti lanjut usia (lansia), anak-anak, komorbid, dan orang yang belum divaksinasi. Bahkan, penyebarannya diklaim 5 kali lebih cepat dibandingkan varian COVID-19 lainnya, seperti Delta.
Gejala Tipes Vs Omicron
Nah, kira-kira apa lagi sih perbedaan gejala tipes dan Omicron ini? Simak informasi berikut.
Gejala Tipes
Dikutip dari Mayo Clinic, Jumat (11/02/2022), gejala tipes umumnya akan muncul sekitar 1 hingga 3 minggu setelah terpapar bakteri salmonella typhi. Adapun gejala tipes awal, yaitu:
- Demam yang mulai rendah dan meningkat setiap hari, mungkin mencapai setinggi 104,9 F (40,5 C)
- Sakit kepala
- Kelemahan dan kelelahan
- Nyeri otot
- berkeringat
- Batuk kering
- Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan
- Sakit perut
- Diare atau sembelit
- Ruam
- Perut terasa membesar dan bengkak
Gejala Omicron
Menurut dr Erlina Burhan, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), pada konferensi pers virtual bertajuk 'Perkembangan Terkini kasus COVID-19 varian Omicron', tanda gejala Omicron hampir mirip dengan flu biasa.
"Gejalanya mirip memang (dengan flu biasa) batuk, pilek, hidung tersumbat kemudian cairan di hidung atau meler, dan juga rasa lesu, lemah, demikian kadang demam, ini mirip flu biasa," kata dr Erlina Burhan, Senin (24/1/2022).
Namun, tak sepenuhnya mirip dengan flu biasa. dr Erlina mengungkap ada gejala khas yang paling banyak dialami pasien Omicron, seperti sakit tenggorokan.
"Sebagian pasien (varian Omicron) melaporkan atau mengeluh (tenggorokan) gatal-gatal. Banyak yang mengeluh tenggorokannya sakit dan biasanya diikuti dengan batuk-batuk kering dan mulai muncul sakit kepala, nyeri-nyeri badan, kemudian ada pilek atau hidung tersumbat, bahkan meler berair," terangnya pada detikcom dalam program e-Life, Jumat (4/2/2022).
Meskipun gejalanya tergolong ringan, COVID-19 varian Omicron juga bisa memicu gejala sedang hingga serius. dr Harish Chafle, konsultan senior-pulmonologi dan perawatan kritis di Rumah Sakit Global Parel, Mumbai, mengklasifikasikan gejala Omicron menjadi 3 kategori, yaitu gejala paling umum, kurang umum, dan tergolong serius. Berikut informasinya:
Gejala Omicron yang Paling Umum
- Demam
- Batuk
- Kelelahan
- Kehilangan indra penciuman dan rasa
Gejala Omicron Kurang Umum
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Nyeri
- Diare
- Ruam kulit
- Perubahan warna pada jari tangan atau kaki
- Mata merah atau iritasi
Gejala Omicron yang Tergolong Serius
- Kesulitan bernapas atau sesak napas
- Kehilangan bicara atau mobilitas
- Kebingungan
- Nyeri dada
Nah itu ya guys, perbedaan gejala tipes dan Omicron. Umumnya, gejala tipes tidak menyerang saluran pernapasan seperti Omicron. Namun, kedua penyakit ini sama-sama bisa menular pada orang lain.
Saksikan juga: Meriahnya Acara Launching detikjateng