Cerita Rezki Achyana yang sudah 4 kali terinfeksi COVID-19 viral di media sosial. Rezki mengaku ia awalnya terkena COVID-19 pada April 2020, tak lama setelah kasus pertama COVID-19 ditemukan di Indonesia.
Saat itu Rezki yang tinggal di Jakarta melakukan isolasi mandiri selama 15 hari. Setelah dinyatakan sembuh, Rezki kemudian pindah tinggal di Batam dan di tempat ini pada Januari 2021 ia kembali terinfeksi COVID-19.
Varian Delta sudah ditemukan, tetapi belum ada temuan kasus di Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga belum memasukkannya dalam kategori Variant of Concern (VoC).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beruntung Rezki masih bisa sembuh hanya dengan isolasi mandiri selama 18 hari. Usai sembuh ia mendapatkan vaksinasi COVID-19 dengan dosis dari vaksin AstraZeneca.
Sayangnya Rezki lagi-lagi terdeteksi positif COVID-19 pada Agustus 2021. Ini merupakan kejadian ketiga dan terjadi saat dirinya tinggal di Bangka.
Sampai terakhir Rezki kembali jatuh sakit oleh COVID-19 varian Omicron pada Januari 2022. Di momen infeksi keempat ini Rezki mengaku gejala yang dialaminya lebih berat.
"(Gejala) saat COVID kesatu, kedua, dan ketiga mirip. Jadi demam, batuk, flu, sakit tenggorokan, tapi nggak ada sesak napas. Sementara di Omicron kalau kata orang-orang kan lebih ringan dan lebih cepat recovery-nya, tapi dari pengalaman saya Omicron malah paling lama dan paling gejalanya. Saya sampai masuk HCU (High Care Unit) di Wisma Atlet," kata Rezki pada detikcom dan ditulis Sabtu (12/2/2022).
Penyebab infeksi berulang
Rezki mengaku dirinya memang memiliki mobilitas yang tinggi, tapi bukan karena suka jalan-jalan melainkan pindah tempat tinggal. Ia juga selalu berusaha menerapkan protokol kesehatan ketat.
Rezki beralasan mengapa dirinya begitu mudah terinfeksi karena memiliki penyakit autoimun multiple sclerosis. Dampak dari hal ini adalah tubuhnya tidak begitu efektif memproduksi antibodi yang biasanya terbentuk saat seseorang sembuh dari infeksi atau lewat vaksinasi.
Simak juga 'PR Indonesia Jika Ingin 'Berdamai' dengan Covid-19 Seperti Swedia':
"Jadi kalau punya autoimun itu, antibodinya nggak kebentuk. Memang mudah tertular. Jadi itu dibilang mudah tertular, sebenarnya semua orang punya risiko tertular, tapi ada yang bergejala ada yang tidak. Kalau saya karena punya autoimun, ini kan komorbid. Kalau kena COVID-19 jadi besar risikonya," papar Rezki.
Seiring lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia akibat varian Omicron, Rezki mengingatkan masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Ia yakin, protokol kesehatan bukan hanya untuk melindungi diri, melainkan juga melindungi sesama.
"Karena tahu kondisi badan makanya saya melakukan prokes cukup ketat, itu pun masih ketularan empat kali. Apalagi tidak melakukan prokes? Jadi kalau kamu kuat lakukan prokes untuk melindungi yang lemah. Jadi bukan cuma membantu diri sendiri, tapi juga membantu orang lain," pungkasnya.











































