.webp)
Dibanding varian-varian COVID-19 sebelumnya, Omicron disebut-sebut memicu gejala yang relatif lebih ringan. Meski tetap berisiko fatal pada kelompok tertentu, gejala Omicron umumnya mirip flu dan batuk.
Ada berbagai teori yang menjelaskan kenapa varian ini memicu gejala yang lebih ringan. Salah satunya, terkait kekebalan yang terbentuk setelah vaksinasi makin gencar dilakukan.
Hal ini diungkap Dirjen Pelayanan Kesehatan, Prof dr Abdul Kadir, PhD, SpTHT-KL(K), MARS, dalam konferensi pers virtual baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kebetulan kita sudah melaksanakan vaksinasi yang sangat masif, jadi vaksinasi yang masif ini sangat membantu kita untuk memberikan gejala-gejala yang ringan dan tanpa gejala," jelasnya, Kamis (10/2/2021).
"Jadi meskipun kita tetap terinfeksi tapi gejalanya ringan karena vaksinasi itu," lanjut Prof Kadir.
Meski gejala Omicron relatif lebih ringan, Prof Kadir mengingatkan bahwa varian ini tetap berisiko memicu dampak fatal pada kelompok tertentu. Karenanya, ia berpesan untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Tentu kita tetap harus berhati-hati dan waspada meskipun gejalanya ringan dan kadang-kadang tanpa gejala, tapi itu bisa berbahaya pada orang-orang yang umur lanjut atau lansia, termasuk juga orang-orang yang kemungkinan punya penyakit penyerta atau komorbid, dan juga pada orang-orang belum divaksin dan pada anak-anak," pesan Prof Kadir.
(up/up)
