Banyak yang Sudah, Kok RI Belum 'Bye-bye' COVID-19? Pakar IDI Ungkap Alasannya

Banyak yang Sudah, Kok RI Belum 'Bye-bye' COVID-19? Pakar IDI Ungkap Alasannya

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Senin, 14 Feb 2022 12:45 WIB
Banyak yang Sudah, Kok RI Belum Bye-bye COVID-19? Pakar IDI Ungkap Alasannya
Corona di Indonesia. (Foto: dok detikcom)
Jakarta -

Saat banyak negara Eropa sudah mulai 'berdamai' dengan COVID-19, Indonesia menjadi salah satu wilayah yang masih melaporkan amukan kasus Omicron. Bahkan, angkanya sempat berada di 55 ribu kasus pekan lalu, mendekati jumlah tertinggi puncak COVID-19 varian Delta.

Karenanya, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menilai, Indonesia belum bisa mengambil tindakan serupa. Tren kasus COVID-19 di Tanah Air jauh berbeda dengan apa yang dilaporkan beberapa negara Eropa.

"Situasi Indonesia beda dari Inggris dan Amerika. Kita ini belum capai puncak dan belum landai," beber Prof Zubairi dalam akun Twitter pribadinya, Minggu (14/2/2022)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi belum waktunya berdamai dengan COVID-19, apalagi lepas masker," tutur dia.

Vaksinasi booster di Indonesia baru 3 persen

Prof Zubairi kemudian menyoroti pentingnya cakupan sasaran vaksinasi booster. Banyak negara Eropa berani mengambil tindakan tak lagi mewajibkan masker dan jaga jarak, lantaran tingkat vaksinasi booster sudah mendekati 80 hingga 90 persen.

ADVERTISEMENT

Berbanding jauh dengan laporan Kemenkes RI per Minggu (13/2/2022). Dari total sasaran vaksinasi ketiga atau dosis lanjutan, baru 3,39 persen yang menerima vaksin booster atau sekitar 7 juta orang.

"Kalau musuh mulai mundur, pertahanan booster kita sudah kuat, baru kita pikirkan untuk berdamai dengan mereka," tandasnya.

Simak video 'Dokter Paru Jelaskan Alasan 89% Gejala Omicron Batuk Kering':

[Gambas:Video 20detik]



(naf/up)

Berita Terkait