IDI Minta Jangan Buru-buru Klaim RI Lewati Puncak COVID-19, Ini Sebabnya

IDI Minta Jangan Buru-buru Klaim RI Lewati Puncak COVID-19, Ini Sebabnya

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 17 Feb 2022 13:03 WIB
IDI Minta Jangan Buru-buru Klaim RI Lewati Puncak COVID-19, Ini Sebabnya
Foto: PIUS ERLANGGA
Jakarta -

Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban memprotes narasi pemerintah yang menyatakan sejumlah daerah mulai menuju atau bahkan melewati puncak kasus COVID-19. Menurutnya, pernyataan tersebut malah akan membuat banyak masyarakat salah paham.

Optimisme pemerintah diikuti dengan tren kasus COVID-19 rawat inap yang tak ikut melambung tinggi seperti apa yang terjadi pada gelombang COVID-19 Delta. Namun, kasus harian COVID-19 mencetak rekor tertinggi selama pandemi yakni 64.708 orang terinfeksi COVID-19 per Rabu (16/2).

"Betul rumah sakit tidak kewalahan. Tapi jangan buru-buru nyatakan kita sudah di puncak gelombang dan menuju turun," terang Prof Zubairi dalam cuitan akun Twitter-nya dan dikutip Kamis (17/2/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti publik bisa mispersepsi. Per hari ini saja ada 64.718 kasus baru dan 167 yang meninggal. Jumlah kasus itu membuat rekor harian kembali pecah," sambung dia.

Lebih lanjut, Prof Zubairi meminta masyarakat untuk tak meremehkan varian Omicron. Beberapa kelompok masih terbilang rentan meninggal akibat COVID-19, terlebih mereka yang belum divaksinasi lengkap.

ADVERTISEMENT

Mengutip laporan Worldometers, Prof Zubairi menekankan Indonesia kini berada di peringkat ke-12 penyumbang kasus COVID-19 mingguan terbanyak sedunia. Bahkan, jumlahnya melampaui kasus COVID-19 di India.

"Jumlah kasus COVID-19 satu minggu terakhir di Indonesia cukup tinggi: 321.235. Bahkan negara ini menyalip India dengan menempati peringkat 12 menurut data worldometers. Ini menjadi pengingat yang jelas bahwa bukan waktunya untuk lengah dan membiarkan COVID-19 kembali merajalela," ujar Prof Zubairi.




(naf/up)

Berita Terkait