Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, menyebut di samping kabar ringannya gejala varian Omicron, varian yang tengah merebak ini tetap berisiko memicu gejala berat dan kematian pada kelompok rentan. Di antaranya, lansia dan pengidap komorbid.
"Kita tahu walaupun kematian serta perawatan di rumah sakit akibat Omicron jauh lebih rendah dibandingkan pada saat Delta, tetap akan ada kelompok-kelompok yang berisiko terjadi keparahan dan kematian yaitu kelompok lansia, kemudian kelompok komorbid apalagi komorbidnya lebih dari satu dan tidak terkendali dengan baik," ujarnya dalam konferensi pers virtual terkait perkembangan COVID-19 di Indonesia, Rabu (16/2/2022).
Di samping itu, dr Nadia menyebut mutasi pada varian Omicron lebih banyak dibanding varian Corona yang sebelumnya merebak, termasuk varian Delta. Dengan begitu, sebenarnya varian Omicron memiliki tingkat fatalitas yang tinggi meski gejalanya disebut-sebut lebih ringan.
Ia menambahkan, gejala yang kini relatif ringan pada banyak pasien Omicron adalah berkat cakupan vaksinasi COVID-19 yang kini sudah lebih tinggi dibanding pada gelombang Delta tahun lalu.
"Profil daripada Omicron sebenarnya lebih banyak memiliki mutasi dibandingkan varian-varian sebelumnya sehingga tentunya kita lihat dari fatalitas varian Omicron sebenarnya lebih fatal dibandingkan varian Delta," beber dr Nadia.
"Tetapi karena cakupan vaksinasi sudah bisa di DKI Jakarta juga cakupan vaksinasinya paling tinggi dibandingkan daerah-daerah lain. Oleh karena itu kita melihat terjadi proteksi bukan hanya kelompok-kelompok rentan, tapi kita lihat juga penurunan yang cepat di DKI Jakarta setelah mencapai puncak sebelumnya," pungkasnya.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(vyp/up)