Membludaknya antrean tes COVID-19 di laboratorium membuat banyak orang berinisiatif berburu alat tes sendiri di lapak online. Mereka juga mencari tahu sendiri tutorial cara pakainya di YouTube.
Salah satunya Risa (22), yang baru-baru ini membeli alat tes antigen untuk COVID-19 di e-commerce. Ia membelinya seharga Rp 20 ribu untuk memeriksa ayahnya yang dalam beberapa hari mengalami keluhan batuk.
Awalnya, Risa juga tidak yakin dengan kualitas hasil pemeriksaan sendiri. Namun sang kakak meyakinkannya bahwa alat yang digunakan di laboratorium tidak berbeda, sehingga hasilnya akan sama asal cara pakainya benar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena katanya kalau di klinik kan butuh effort, terus mahal. Kalau di klinik kemarin harganya Rp 84 ribu dan Rp 94 ribu," jelasnya kepada detikcom.
Dibilang ekonomis, memang ada benarnya. Untuk satu paket berisi 25 alat tes, beberapa lapak online memasang harga tak sampai Rp 500 ribu. Nominal yang sama mungkin hanya bisa digunakan untuk 5 kali tes di laboratorium.
Pesan dokter
Meski demikian, dokter mengingatkan untuk berhati-hati saat menggunakan alat tes sendiri. Sekadar untuk skrining mungkin bisa-bisa saja dilakukan selama alatnya terpercaya, tetapi sebaiknya tetap dikonfirmasi di laboratorium.
"Ada standar cara penggunaan dan pelaksanaannya. Jadi tidak sembarang. Kembali ke bagaimana tujuan dan komitmen kita. Bila kita benar-benar ingin mengetahui kondisi tubuh kita yg sesungguhnya, tentu harus sangat berhati-hati," kata dokter patologi klinik Universitas Sebelas Maret dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD, FISQua.
Tak bisa dipungkiri, jual beli alat tes COVID-19 untuk dipakai di rumah memang terjadi. Menurut detikers, benarkah tes sendiri di rumah lebih ekonomis? Lalu, apakah penghematan dengan beli alat tes COVID-19 sendiri sebanding dengan akurasi hasil pemeriksaan? Tuliskan di komentar ya.
(up/up)











































