Tingkat pasien Corona yang meninggal di gelombang ketiga dilaporkan lebih rendah dibanding tahun 2021 lalu. Jumlah pasien meninggal tertinggi dalam gelombang ketiga yang dipicu Omicron saat ini dilaporkan terjadi pada Kamis (24/2/2022), dengan 317 pasien meninggal dalam sehari. Pada gelombang karena varian Delta tahun lalu pasien meninggal pernah mencapai 2.069 orang dalam sehari.
Mengapa tingkat kematian pasien COVID-19 ketiga bisa lebih rendah meski kasusnya lebih tinggi dari sebelumnya?
Beberapa pihak mengaitkannya pada faktor hybrid immunity. Ini adalah sebutan bagi kekebalan tubuh yang terbentuk berkat proses vaksinasi dan infeksi alami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada studi yang menyebut orang dengan hybrid immunity bisa lebih terlindungi dari dampak parah infeksi COVID-19.
Menanggapi hal tersebut juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan pada prinsipnya imunitas karena vaksin atau infeksi alami sama-sama memberikan efek perlindungan. Hanya saja imunitas karena vaksin lebih diunggulkan karena sudah banyak diteliti dan tak menempatkan seseorang terhadap risiko jatuh sakit terlebih dahulu.
Tapi apakah hybrid immunity ini yang jadi penyebab rendahnya angka kematian pasien masih belum bisa dipastikan. Terlebih sifat dari varian Omicron itu sendiri yang dari awal disebut-sebut lebih 'jinak' dari varian lain.
"Beberapa publikasi menyebutkan omicron juga cenderung menimbulkan gejala lebih ringan dibanding varian lain. Sehingga hubungan antara angka kematian pun perlu dipelajari lebih lanjut keterkaitannya antara vaksin dengan varian yang beredar," kata Wiku dalam siaran pers BNPB, Kamis (24/2/2022).
"Untuk itu yang terbaik adalah tetap berpartisipasi aktif dan ikut divaksin agar risiko sakit dapat dihindari meskipun sudah pernah tertular COVID. Orang yang sudah divaksin pun tetap harus disiplin melaksanakan protokol kesehatan," lanjutnya.
(fds/fds)











































