Virus Corona varian Omicron menjadi strain dominan di berbagai negara dan menyebabkan lonjakan kasus. Studi menyebutkan, gejala yang ditimbulkan varian Omicron lebih ringan dari varian lain, terutama bagi orang yang sudah menerima vaksin dosis penuh.
Gejala Omicron yang timbul bisa berupa pilek, sakit tenggorokan, nyeri tubuh, nyeri dada, kelelahan, dan sakit kepala. Meski ringan, ciri sakit kepala gejala Omicron bisa terdeteksi sejak dini.
Dikutip dari Times of India, Jumat (25/2/2022), berikut tiga cara membedakan sakit kepala biasa dan sakit kepala akibat infeksi Omicron.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sakit Kepala Sedang hingga Parah
Intensitas sakit kepala tergantung pada pemicunya. Gejala sakit kepala ringan, biasa disebabkan oleh tekanan kerja otak dan jika bergejala parah bisa karena migrain.
Sedangkan dalam kasus infeksi Omicron, intensitas sakit kepala terasa sedang hingga parah. Rasanya seperti berdenyut, menekan, atau menusuk.
Tak hanya itu, umumnya sakit kepala akibat infeksi varian Omicron berlangsung selama tiga hari, meski sudah meminum obat penghilang rasa sakit secara teratur.
2. Sakit Kepala di Dua Sisi
Pada kondisi normal, sakit kepala bisa saja terjadi di satu sisi. Entah di bagian kanan, kiri, atau bagian tengah kepala.
Namun ketika terinfeksi varian Omicron, rasa sakit kepala dirasakan di kedua sisi. Seluruh kepala akan terasa tegang dan sakit.
3. Terjadi Peradangan
Berdasarkan penelitian para ahli, sakit kepala akibat terinfeksi varian Omicron bisa menyebabkan reaksi peradangan pada tubuh saat melawan virus.
Saat varian Omicron berkembang biak di sistem pernapasan, virus juga bisa mempengaruhi sinus yang menyebabkan peradangan. Jadi, sakit kepala biasanya terjadi akibat peradangan di sinus.
Sakit kepala bisa menjadi lebih sakit, jika pasien COVID-19 yang menderita sinus parah dan virus menyebabkan peradangan.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(any/up)











































