Gelombang Omicron ternyata memberikan dampak yang cukup besar pada kondisi COVID-19 di Indonesia. Baik pada lonjakan kasusnya maupun kasus kematiannya akibat COVID-19.
Berdasarkan data pada 21 Januari- 6 Maret 2022 ada 8.230 pasien COVID-19 yang meninggal. Sebanyak tiga persen dari jumlah tersebut adalah balita.
Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Substansi Penyakit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kemenkes RI Endang Budi Hastuti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari usia, ternyata tiga persen atau 265 pasien berada di rentang umur 0-5 tahun," bebernya dalam diskusi daring Kamis (10/3/2022).
Lebih Banyak Terjadi pada Pasien dengan Komorbid
Dalam penjelasannya, Endang menyebut jumlah pasien COVID-19 yang meninggal masih didominasi mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta yaitu 51 persen. Sementara 49 persen lainnya tanpa komorbid.
Penyakit komorbid yang banyak diidap pasien COVID-19 adalah diabetes melitus. Selain itu, 16 persen pasien yang meninggal akibat komorbid ini ternyata memiliki riwayat penyakit lebih dari satu jenis.
"Komorbid yang terbanyak ini adalah diabetes melitus, di mana 16 persen pasien memiliki komorbid lebih dari satu," kata Endang.
Pasien Meninggal Banyak yang Belum Divaksinasi
Berdasarkan data tersebut, pasien yang meninggal ternyata baru mendapat satu dosis atau bahkan belum divaksinasi sama sekali yang jumlahnya mencapai 70 persen. Sementara 30 persen pasien meninggal lainnya sudah divaksin primer lengkap.
"Jadi, memang vaksinasi sangat penting untuk mencegah keparahan bahkan meninggal. Dan dari 8.230 pasien meninggal, rata-rata terinfeksi 5,9 bulan dari vaksinasi kedua," jelas Endang.
(sao/up)











































