Belakangan ini dunia dihebohkan dengan adanya temuan varian COVID-19 gabungan dari Delta dan Omicron. Gabungan kedua varian itu disebut dengan Deltacron.
Kemunculan gabungan kedua varian Corona ini juga sudah dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Jika benar adanya, apakah varian gabungan tersebut sudah masuk ke Indonesia?
Menanggapi hal ini, Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan varian gabungan Delta dan Omicron atau Deltacron belum terdeteksi di Indonesia.
"Mengenai Deltacron sendiri, kalau dari data yang ada sampai saat ini belum dilaporkan ya," beber dr Nadia dalam diskusi daring, Sabtu (12/3/2022).
Meski belum terdeteksi di Indonesia, dr Nadia mengimbau agar masyarakat tetap waspada dengan varian-varian Corona baru yang terus bermunculan hingga saat ini. Sebab, varian Corona bisa berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan kasus.
"Ini akan menjadi kewaspadaan, karena kita tahu varian baru memang akan berpotensi untuk terjadinya peningkatan kasus," kata dr Nadia.
"Makanya, bukan hanya vaksin primer yang kita kejar. Tetapi, vaksin booster yang juga sudah diberikan atau ditujukan dengan sasaran 208 juta ini juga PR yang harus segera diselesaikan kalau kita segera ingin mengakhiri pandemi," jelasnya.
Sebelumnya, WHO telah mengkonfirmasi adanya varian gabungan dari Delta dan Omicron yang ditemukan di Prancis, Denmark, dan Belanda. Namun, pemimpin teknis COVID-19 WHO Maria Van Kerkhove mengatakan belum melihat adanya perubahan pada varian ini.
"Kami belum melihat adanya perubahan epidemiologi dengan rekombinan ini. Kami juga belum melihat adanya perubahan tingkat keparahan. Tetapi ada banyak penelitian yang sedang berlangsung," jelas Maria dalam briefing media pada Rabu (9/3/2022) lalu.
"Meski telah terdeteksi, tingkat penularan (Deltacron) sangat rendah. Sayangnya, virus ini akan mengambil peluang untuk terus menyebar," pungkasnya.
Simak Video "99% Warga RI Kebal Covid-19, Kemenkes: Kuncinya Kelengkapan Vaksin"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/fds)