Apakah Omicron Mematikan? Ini Kelompok yang Berisiko Tinggi

Apakah Omicron Mematikan? Ini Kelompok yang Berisiko Tinggi

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 14 Mar 2022 09:15 WIB
Apakah Omicron Mematikan? Ini Kelompok yang Berisiko Tinggi
Apakah Omicron mematikan? (Foto: Getty Images/iStockphoto/golibtolibov)
Jakarta -

Apakah Omicron mematikan? Mengingat varian COVID-19 yang satu ini diklaim lebih ringan daripada varian lainnya. Bahkan, sejumlah pakar menyebut gejalanya mirip dengan flu biasa, seperti sakit kepala, hidung meler/tersumbat, batuk kering, hingga sakit kepala. Lantas, apakah benar Omicron tidak mematikan?

Jawabannya adalah tidak. Meskipun disebut ringan, COVID-19 varian Omicron juga berisiko fatal untuk sejumlah kelompok masyarakat tertentu.

Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan bahwa varian Omicron berisiko memicu gejala berat dan kematian pada kelompok rentan, yaitu lansia dan pengidap komorbid.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tahu walaupun kematian serta perawatan di rumah sakit akibat Omicron jauh lebih rendah dibandingkan pada saat Delta, tetap akan ada kelompok-kelompok yang berisiko terjadi keparahan dan kematian yaitu kelompok lansia, kemudian kelompok komorbid apalagi komorbidnya lebih dari satu dan tidak terkendali dengan baik," ujarnya dalam konferensi pers virtual terkait perkembangan COVID-19 di Indonesia, Rabu (16/2/2022).

Selain itu, masyarakat yang belum divaksinasi juga berpotensi mengalami perburukan gejala hingga kematian akibat COVID-19 varian Omicron. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo pada agenda peninjauan vaksinasi secara daring.

ADVERTISEMENT

Itu mengapa ia meminta agar percepatan vaksinasi COVID-19 terus dilakukan, khususnya dosis vaksin COVID-19 ke-2 dan ke-3 (booster).

"Dosis kedua dan dosis ketiga saya lihat masih banyak yang di bawah 60 persen, masih rendah," kata Jokowi, Jumat (18/2/2022).

"Ini saya minta agar didahulukan yang lansia, ini penting sekali. Karena data terakhir yang saya terima 69 persen yang meninggal adalah karena Omicron adalah lansia yang pertama dan kedua belum divaksinasi," lanjutnya.

Jokowi juga mengingatkan bahwa varian Omicron sebenarnya bisa dikendalikan selama percepatan vaksinasi COVID-19 berjalan dan masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Jadi varian Omicron ini bisa kita kendalikan kalau dua hal penting ini kita lakukan. Yang pertama percepatan vaksinasi dan kedua prokes hanya itu saja sudah, dua hal ini yang disampaikan terus ke masyarakat," kata Jokowi.

"Utamanya memakai masker," pesan dia.

Apakah Omicron Mematikan? Ini Komorbid yang Berisiko Fatal

Selain tahu apakah Omicron mematikan, masyarakat juga perlu mengetahui penyakit komorbid yang berisiko fatal hingga kematian.

Prof Dr dr Syafri Kamsul Arif, SpAn, KIC, KAKV, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) dalam webinar konferensi pers dan launching buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi ke-4, Rabu (9/2/2022), mengungkapkan 6 penyakit komorbid yang sangat berisiko mengalami gejala pemburukan dari infeksi COVID-19, termasuk varian Omicron, yaitu:

  • Hipertensi (darah tinggi)
  • Diabetes
  • Geriatric
  • Autoimun
  • Gagal ginjal
  • Penyakit paru obstruktif kronis atau sering disingkat PPOK

"Dan yang ketiga pasien-pasien yang memiliki komorbid. Komorbid dalam hal ini pasien-pasien yang hipertensi, diabetes, geriatric, ada penyakit autoimun, penyakit gagal ginjal, dan penyakit paru obstruktif ya, menahun misalnya," tuturnya.

Apakah Omicron Mematikan dari Flu Biasa?

Ilmuwan dari Jepang belum lama ini menjelaskan apakah Omicron mematikan dari flu biasa. Menurutnya, infeksi varian Omicron 40 persen lebih mematikan daripada flu musiman meskipun gejalanya sangat mirip.

Dikutip dari Mint, dalam studinya, peneliti menggarisbawahi potensi bahaya pembatasan pandemi COVID-19 dilakukan terlalu dini. Akan tetapi, hasil studi ini belum ditinjau sejawat atau diterbitkan dalam jurnal medis.

Analisis oleh para ilmuwan menyebut, tingkat kematian pasien Omicron di Jepang berdasarkan kematian kumulatif dan jumlah sejak awal Omicron merebak di Januari adalah 0,13 persen. Sementara itu, secara signifikan lebih rendah dari tingkat kasus kematian akibat COVID-19 di awal wabah, dengan angka 4,25 persen.

Namun, angka kematian pasien COVID-19 dengan infeksi varian Omicron masih lebih tinggi dibanding kematian akibat flu musiman dengan angka 0,006-0,009 persen.

Lantas, apakah Omicron mematikan? Jawabannya tentu saja guys. Untuk itu, kita tak boleh menyepelekannya meskipun gejalanya disebut mirip dengan flu dan lebih ringan daripada varian COVID-19 lainnya.




(suc/kna)

Berita Terkait