Varian Deltacron Sudah Ditemukan di RI? Kemenkes Jawab Begini

Varian Deltacron Sudah Ditemukan di RI? Kemenkes Jawab Begini

Razdkanya Ramadhanty - detikHealth
Senin, 14 Mar 2022 13:31 WIB
Varian Deltacron Sudah Ditemukan di RI? Kemenkes Jawab Begini
Varian Deltacron sudah ditemukan di RI? Kemenkes jawab begini (Foto: Getty Images/iStockphoto/loops7)
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bukti kuat pertama terkait virus gabungan dari varian Delta dan Omicron. Temuan varian tersebut pertama kali dikonfirmasi melalui pengurutan genom yang dilakukan oleh para ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis.

Dikutip dari LiveScience, kasus pasien Deltacron terdeteksi di beberapa wilayah di Prancis. Kemudian, menurut database internasional GISAID, lembaga independen yang melaporkan varian virus serta sequencenya, Deltacron juga ditemukan di Denmark dan Belanda. Secara terpisah, dua kasus telah diidentifikasi di AS oleh perusahaan riset genetika berbasis di California, Helix.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkonfirmasi temuan kasus Deltacron tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apakah varian gabungan Delta dan Omicron atau dikenal dengan Deltacorn sudah ditemukan di Indonesia?

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi memastikan varian hibrida Deltacron belum dilaporkan di Indonesia. Namun, upaya pencegahan sudah harus dilakukan sejak dini.

ADVERTISEMENT

"Belum (ditemukan varian Deltacron)," kata dr Siti Nadia kepada detikcom, Senin (14/3/2022).

Lebih lanjut Nadia mengatakan, upaya pencegahan masuknya varian hibrida Deltacorn tetap sama seperti varian sebelumnya. Upaya pencegahannya yakni menjalankan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas dan mengencerkan testing, tracing, dan treatment (3T) ditambah penguatan vaksinasi COVID-19.

"Percepat vaksinasi primer minimal 70 persen penduduk dan target vaksinasi booster bisa 30-40 persen," ungkap dr Siti Nadia.




(any/naf)

Berita Terkait