Ketika serangan Rusia di Ukraina meningkat, ketakutan akan dampak radioaktif dari serangan yang tidak disengaja atau disengaja terhadap pembangkit nuklir Ukraina, telah memicu lonjakan permintaan akan pil potassium iodine atau kalium iodida di negara barat.
Dalam peristiwa seperti itu, ada risiko dari sejumlah besar yodium radioaktif (atau radioiodin) yang dilepaskan ke atmosfer yang dapat terhirup ke dalam paru-paru serta mencemari air, tanah, tumbuhan dan hewan.
Dilaporkan CNN, produsen besar kalium iodida di AS kehabisan pil kalium iodida dan persediaannya sudah ludes untuk beberapa minggu ke depan. Harga-harga di situs penjualan online pun mengalami lonjakan berkali-kali lipat.
Meskipun iodida itu sendiri tidak berbahaya dan merupakan bahan kimia penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, CDC mengatakan iodida radioaktif dapat membahayakan tiroid.
Jika terjadi paparan radiasi, kelenjar tiroid tidak dapat membedakan antara yodium biasa dan radioiodin dan akan menyerap keduanya. Terlalu banyak paparan dapat menyebabkan kanker tiroid.
Amankah konsumsi pil potassium iodine?
Bila digunakan sesuai petunjuk, kalium iodida dalam bentuk cair atau pil dapat dengan cepat menjenuhkan kelenjar tiroid dan mencegahnya menyerap yodium radioaktif.
Namun, CDC mengingatkan KI (potassium iodide) tidak mencegah yodium radioaktif memasuki tubuh dan tidak dapat membalikkan efek kesehatan yang disebabkan oleh yodium radioaktif setelah tiroid rusak.
Warga tetap harus mengonsumsi pil tersebut atas saran dari petugas kesehatan masyarakat atau manajemen darurat. Ada risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan KI.
Simak Video "Soal Konflik Rusia-Ukraina, WHO: Perang Ini Harus Dihentikan"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/vyp)