Baru-baru ini, ilmuwan mengkonfirmasi temuan kasus 'hybrid' kombinasi varian Delta dan Omicron alias Deltacron. Temuan tersebut dikonfirmasi berdasarkan pengurutan genom oleh ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis.
Dikutip dari LiveScience, makalah yang diunggah ke database pracetak medRxiv pada 8 Maret 2022 menyebutkan kasus tersebut telah terdeteksi di beberapa wilayah Prancis. Lebih lagi menurut database internasional GISAID, kasus juga ditemukan di Denmark dan Belanda. Secara terpisah, dua kasus telah diidentifikasi di AS oleh perusahaan riset genetika berbasis di California, Helix.
Terkait risiko penyebaran varian Deltacron di Indonesia, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyorot sejumlah pelonggaran peraturan pencegahan COVID-19 yang kini dilakukan. Misalnya, peningkatan kapasitas penumpang kereta rel listrik (KRL) di DKI Jakarta menjadi 60 persen, tanpa sekat dan jarak fisik antar bangku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu (operasi KRL) tetap membutuhkan jaga jarak dan pembatasan kapasitas. Karena itu ada jam-jam padat. Apalagi di jam padat, sirkulasi udaranya belum bagus. Ini kan bicara penyakit yang ditularkan melalui udara sehingga menurut saya itu harus dikoreksi dan tetap dijaga," ujar Dicky pada detikcom, Senin (14/3/2022).
Dengan adanya pelonggaran sejumlah aturan penanganan COVID-19 di Indonesia, Dicky menegaskan, aturan-aturan tersebut tetap perlu dipertahankan untuk mencegah penyebaran varian baru baik yang sudah atau belum terdeteksi di Indonesia, termasuk Deltacron.
Terlebih menurutnya, penurunan kasus COVID-19 yang terjadi beberapa waktu terakhir bisa jadi bukan disebabkan penurunan infeksi di masyarakat, melainkan disebabkan testing yang rendah sehingga kasus-kasus COVID-19 tak terdeteksi.
"Bicara Delta-Omicron, ini sekali lagi di tengah adanya pelonggaran-pelonggaran ini supaya varian yang ada, yang bahkan baru mungkin belum terdeteksi, tidak menyebar ya protokol kesehatan harus kuat," beber Dicky.
"Bahkan kalau memperkuat lagi selain tadi, durasinya juga dikurangi, kalau bisa dimaksimalkan dikurangi waktunya sehingga selain situasi ventilasi risiko juga menjadi rendah," pungkasnya.
(vyp/fds)











































