Meskipun diklaim lebih ringan, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Yogi Prawira menyampaikan bahwa COVID-19 varian Omicron bisa berakibat fatal bagi anak-anak yang memiliki penyakit komorbid.
"Memang sebagian besar anak-anak ini memiliki komorbid. Kalau dia mengalami perburukan di fase awal, itu sering terjadi pada anak-anak," tuturnya dalam webinar virtual, Kamis (17/3/2022).
Adapun penyakit komorbid yang berisiko mengalami perburukan gejala, di antaranya:
- Kelainan genetik
- Masalah autoimun
- Penyakit ginjal kronik
- Jantung kronik
- Cerebral palsy
- Penyakit paru kronik
- Malnutrisi
- Obesitas
"Sehingga anak-anak yang memiliki komorbid ini kalau sampai terinfeksi, kita harus berhati-hati," lanjutnya.
Selain itu, dr Yogi juga mengungkapkan bahwa proporsi anak yang dirawat di rumah sakit lebih banyak pada gelombang Omicron daripada Delta. Itu sebabnya ia mengimbau untuk terus berhati-hati.
"Puncak dari gelombang Delta, kita lihat proporsi anak yang dirawat pada saat itu sekitar 13 persen, bagaimana dengan saat ini lebih dari 14 persen. Secara proporsi, memang anak dirawat pada saat ini lebih banyak," katanya.
(suc/up)