Berbagai pembatasan terkait COVID-19 mulai dilonggarkan, mudik juga sudah diperbolehkan. Seperti apa kondisi terkini penanganan COVID-19 di Indonesia?
Juru bicara satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito memaparkannya dalam konferensi pers, Selasa (29/3/2022). Ia memaparkan 3 indikator penting yakni laju penularan atau reproduction rate (Rt), positivity rate dan testing, serta cakupan vaksinasi.
Kabar baiknya, reproduction rate saat ini terpantau menurun di semua pulau besar di Indonesia. Dibanding 10 Maret 2022, angka pada 24 Maret sudah lebih rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penurunan paling besar terjadi di Nusa Tenggara, dari 1,14 menjadi 1,01," jelas Prof Wiku.
Perbaikan juga teramati pada positivity rate nasional yang turun dari 8,81 persen pada pekan sebelumnya, menjadi 5,20. Dibanding puncak Omicron yang mencapai 17 persen, kondisi saat ini sudah jauh lebih baik.
Sayangnya, jumlah testing mengalami penurunan. Dibanding pada saat terjadi puncak Omicron, jumlah testing saat ini jauh berkurang.
"Minggu ini total jumlah orang yang diperiksa sebesar 700 ribu dengan PCR 185 ribu, antigen 517 ribu. Angka ini terbilang rendah mengingat pada puncak Omicron lalu jumlah orang diperiksa mencapai 2 juta," jelas Prof Wiku.
Meski tidak lagi diwajibkan sebagai syarat perjalanan mudik, tes COVID-19 tetap penting dilakukan karena menjadi satu-satunya cara untuk mengidentifikasi seseorang yang tertular dan berpotensi menularkan.
"Testing tetap penting untuk dilakukan ketika mengalami gejala atau berkontak erat dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19," tegasnya.
Sedangkan untuk vaksinasi, cakupan dosis pertama saat ini telah mencapai 72 persen populasi. Cakupan dosis kedua mencapai 58 persen populasi, dan booster atau dosis ketiga sudah mencapai 7 persen populasi.
(up/up)











































