Tak tertutup kemungkinan, varian Omicron bukan menjadi varian Corona terakhir yang merebak. Bahkan sejumlah pihak meyakini varian baru bakal menyusul lantaran1` virus Corona terus bermutasi. Lantas, seberapa kuat imunitas dari infeksi COVID-19 bertahan? Akankah orang-orang yang sudah pernah positif COVID-19 lebih terlindungi dari risiko paparan varian baru?
Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dan Ketua Umum PB Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (Perdosri), dr Tirza Z Tamin, SpKFR(K) menjelaskan, pada kebanyakan kasus, imunitas dari infeksi COVID-19 bertahan selama 90 hari.
Namun tak tertutup kemungkinan, varian Corona baru dari hasil mutasi kelak mampu menurunkan durasi imunitas tersebut sehingga orang yang sudah pernah terinfeksi bisa kembali terkena COVID-19 (reinfeksi).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Durasi imunitas itu diketahui bertahan selama 90 hari pada kebanyakan orang. Jadi kalau muncul nanti varian baru, dapat mempengaruhi durasi imunitas yang didapat dari infeksi," ujarnya dalam siaran diskusi daring oleh BNPB Indonesia, Kamis (31/3/2022).
Lebih lanjut menurut dr Tirza, pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa orang yang sudah pernah terinfeksi COVID-19 sebelumnya berpotensi memberikan respons imun yang inkonsisten terhadap beberapa varian Corona.
"Jadi bisa kita contohkan pada studi laboratorium yang ada baru-baru ini menemukan pada serum yang diambil dari orang yang terinfeksi sebelumnya vaksin relatif lebih lemah. Pada beberapa kasus neutralization respons terhadap varian contohnya Beta dibandingkan varian original seperti Wuhan," beber dr Tirza.
"Dikatakan di sini bahwa serum pada orang yang sama setelah vaksinasi menunjukan peningkatan neutralization terhadap varian Beta. Menyarankan bahwa vaksinasi meningkatkan respons imun terhadap varian yang belum pernah terekspos pada orang-orang yang belum pernah terkena sebelumnya," pungkasnya.
(vyp/naf)











































