Ogah Antre PCR, Warga China Ngamuk Tikam Petugas COVID-19

ADVERTISEMENT

Ogah Antre PCR, Warga China Ngamuk Tikam Petugas COVID-19

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Minggu, 03 Apr 2022 09:01 WIB
Police officers in protective suits keep watch at an entrance to a tunnel leading to the Pudong area across the Huangpu river, after traffic restrictions amid the lockdown to contain the spread of the coronavirus disease (COVID-19) in Shanghai, China March 28, 2022. REUTERS/Aly Song
Foto: REUTERS/Aly Song
Jakarta -

Warga China yang dilanda frustasi akibat kebijakan pemerintah telah melakukan serangkaian aksi kekerasan. Berbagai pelanggaran protokol yang dilakukan 'anti-pandemi' telah marak terjadi dalam sebulan terakhir.

Terbaru, seorang pria China bermarga Wen dihukum 9 bulan penjara karena menikam seorang petugas yang mengatur antrean tes massal COVID-19 dan merusak fasilitas kesehatan. Kejadian ini terjadi di Provinsi Liaoning.

Menurut laman berita China, GICExpat, kejadian itu merupakan kasus kriminal prokes pertama di negara tersebut.

Di wilayah lain, seorang pria di Guangdong ditangkap setelah membantu meloloskan orang dari Hong Kong untuk memasuki wilayah China daratan.

Sementara itu, di Provinsi Fujian ratusan orang terpaksa menjalani karantina akibat seorang pria yang dinyatakan positif COVID-19 melarikan dari Shanghai.

Dilaporkan Bloomberg, China sedang berjuang untuk mengatasi kemarahan warga yang meningkat karena kebijakan 'zero COVID'. Tidak sedikit penduduk yang memberontak terhadap kebijakan lockdown yang telah berlangsung selama sebulan.

Dalam rekaman yang dilihat dan diverifikasi secara independen oleh Bloomberg News, puluhan penduduk di belakang gerbang perumahan Jiangnan Xinyuan di distrik Minhang Shanghai meneriakkan "kami ingin makan," "kami ingin hak untuk tahu," dan "kami ingin kebebasan."

Orang-orang di sana telah dikurung di rumah mereka sejak 2 Maret dan penduduk telah menjalani lebih dari 10 kali pengujian virus massal, menurut pemberitahuan resmi dari akun WeChat kompleks itu.

Frustasi dan kemarahan terlihat dari unggahan di platform media sosial utama tentang kebijakan pengendalian COVID di Shanghai, dengan puluhan ribu pengguna mengeluh tentang kehabisan makanan atau mengkritik pemerintah karena gagal memberikan perawatan medis tepat waktu kepada mereka yang membutuhkan.

Seorang pengguna memposting di Weibo foto-foto apa yang tampak seperti unjuk rasa di kompleks perumahan lain, mengatakan penduduk memprotes kurangnya pasokan makanan.



Simak Video "Resor di China Lockdown, 80 Ribu Turis Terjebak"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT