Pihak berwenang China kini diterpa segunung kritik gara-gara sebuah video viral, mempertontonkan seorang pekerja pencegahan COVID-19 membunuh anjing peliharaan di sebuah komunitas di Shanghai yang tengah di-lockdown.
Awalnya, pemilik anjing corgi tersebut dinyatakan positif COVID-19 dan dipindahkan ke pusat karantina. Selama karantina, keluarga tersebut sengaja membiarkan anjing peliharaannya keluar rumah dengan harapan, anjing tersebut bisa bertahan hidup dari kelaparan lantaran ditinggal pemilik terlalu lama.
Namun selepas ditinggal oleh keluarga, seorang pekerja yang diidentifikasi sebagai penjaga gerbang kompleks menghampiri anjing tersebut dan memukulinya tiga kali menggunakan sekop hingga anjing tersebut tewas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tangisan anjing tersebut terdengar dalam video yang beredar. Terdengar juga suara seorang penduduk berteriak dari tempat tinggalnya, menyerukan "itu terlalu kejam".
Seorang pejabat yang bertanggung jawab atas wilayah tersebut mengaku, anjing tersebut dibunuh lantaran ditakutkan menyebar penyakit COVID-19 pada lingkungan sekitar.
"Kami tidak sepenuhnya mempertimbangkan masalah ini, dan kami telah memberi tahu pemilik anjing itu bahwa kami akan mendiskusikan kompensasi dengannya nanti," kata pejabat yang namanya tidak disebutkan, dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Sabtu (9/4/2022).
"Apa yang dikatakan pejabat ini menunjukkan dia acuh tak acuh terhadap kehidupan," tulis satu orang di Baidu, Google versi China.
"Saya sedih melihat corgi mengejar pemiliknya tetapi kemudian dipukuli sampai mati," komentar orang ketiga.
Video tersebut tersebar dan menuai kemarahan warga media sosial. Ketegangan juga meninggi lantaran distrik Shanghai lokasi insiden tersebut, Pudong, telah dikunci (lockdown) sejak 28 Maret. Durasi lockdown pun terus diperpanjang lantaran kasus COVID-19 masih terus bertambah. Pada Kamis (7/4), Shanghai melaporkan 19.982 kasus COVID-19.
(vyp/fds)











































