Di tengah pandemi COVID-19, studi terbaru menemukan potensi kembalinya wabah virus Zika. Virus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk ini sempat menjadi ancaman dunia pada tahun 2016 karena bisa menimbulkan kecacatan otak pada bayi baru lahir.
Para ilmuwan dari Amerika Serikat melaporkan dalam jurnal Cell Reports bahwa virus Zika tampak mudah bermutasi, menimbulkan varian baru. Dunia diimbau waspada karena bisa jadi varian tersebut akan menjadi ancaman.
Dalam eksperimen di laboratorium peneliti membuktikan virus Zika mengalami mutasi saat berpindah antara sel nyamuk dan tikus. Ini membuat virus memiliki kemampuan menghindari imunitas, bahkan pada hewan yang sudah memiliki antibodi dari infeksi virus serupa.
"Virus Zika yang kita kenali sudah berevolusi mencapai titik imunitas silang dari infeksi dengue sudah tidak efektif lagi pada tikus," kata pemimpin studi Sujan Shresta seperti dikutip dari BBC, Rabu (13/4/2022).
"Sayangnya bagi kita, bila varian ini menjadi dominan, kita mungkin akan memiliki masalah yang sama di dunia nyata," lanjutnya.
Virus Zika menjadi momok karena bisa menimbulkan mikrosefali atau bayi lahir dengan kepala kecil bila menginfeksi ibu hamil. Sementara pada orang dewasa infeksi Zika cenderung bersifat ringan, hanya menimbulkan gejala demam, radang, dan nyeri sendi.
Simak Video "Bill Gates Dukung Riset Atasi Demam Berdarah di Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/kna)