Ada banyak pilihan vaksin primer yang tersedia, tentu saja dengan efek samping yang berbeda pula. Salah satunya adalah vaksin Johnson & Johnson (J&J). Sebelum disuntik, kenali efek samping vaksin Johnson & Johnson.
Vaksin Johnson & Johnson mengandung sel virus yang dimodifikasi, namun bukan virus penyebab COVID-19. Virus yang dimodifikasi ini disebut viral vector. Viral vector tidak dapat mereplikasi diri, sehingga tidak dapat menyebabkan COVID-19. Viral vector ini memberikan instruksi kepada sel-sel dalam tubuh untuk membuat respon imun.
Respons ini membantu melindungi seseorang dari penyakit COVID-19 di masa mendatang. Setelah menghasilkan respon imun, tubuh akan membuang semua bahan-bahan yang tidak lagi dibutuhkan. Proses ini merupakan bagian dari fungsi tubuh.
Pemberian vaksin Johnson & Johnson ditujukan bagi masyarakat berusia 18 tahun ke atas.
Efek Samping Vaksin Johnson & Johnson
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), efek samping vaksin Johnson & Johnson meliputi:
- Rasa sakit di area suntikan
- Kemerahan di kulit
- Pembengkakan di bekas suntikan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Panas dingin
- Demam
- Mual
Efek samping ini dapat terjadi dalam satu atau dua hari setelah mendapatkan vaksin. Tenang, ini adalah kondisi yang normal bahwa tubuh sedang membangun sistem perlindungan dan akan hilang dalam beberapa hari.
Seberapa Baik Efektivitas Vaksin Johnson & Johnson?
Setelah melewati tahap uji klinis, vaksin J&J/Janssen memiliki efektivitas sebesar 66,3% untuk mencegah infeksi COVID-19.
Dalam uji klinis tersebut, vaksin Johnson & Johnson tercatat memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dalam mencegah rawat inap pasien dan kematian akibat COVID-19.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menegaskan bahwa penerima vaksin Johnson & Johnson dianggap sudah melengkapi vaksinasi lengkap, meski hanya dengan satu dosis. Jadi, penerima vaksin J&J langsung bisa menerima booster.
Pemberian vaksin booster Moderna menjadi kombinasi terbaik bagi penerima vaksin J&J karena mampu meningkatkan titer antibodi netralisasi sebanyak 12,99 kali.
Simak Video "Dugaan Motif Ilmuwan Penemu Vaksin Covid-19 Dibunuh"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)