Ramai Kasus Hepatitis Misterius Anak, Adenovirus Dicurigai Jadi Penyebabnya

Ramai Kasus Hepatitis Misterius Anak, Adenovirus Dicurigai Jadi Penyebabnya

Firdaus Anwar - detikHealth
Kamis, 21 Apr 2022 11:33 WIB
Ramai Kasus Hepatitis Misterius Anak, Adenovirus Dicurigai Jadi Penyebabnya
Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff
Jakarta -

Beberapa negara ramai melaporkan puluhan kasus hepatitis misterius pada anak-anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih menginvestigasi hal tersebut, namun dicurigai adenovirus sebagai penyebabnya.

Kasus hepatitis pada anak ini menjadi sorotan karena muncul hampir bersamaan dan tidak ditemukan jejak virus Hepatitis A, B, C, D, atau E sebagai penyebabnya.

Di Inggris setidaknya sudah ada 74 kasus hepatitis akut parah pada anak yang dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebanyak 5 kasus juga dilaporkan di Irlandia, 3 kasus di Spanyol, dan 9 kasus di Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahli virologi dari University of Nottingham, Profesor William Irving, menjelaskan mengapa kemudian adenovirus yang dicurigai karena ditemukan pada beberapa kasus. Adenovirus adalah sejenis virus yang biasanya hanya menyebabkan keluhan pilek ringan, namun pada beberapa kasus langka bisa menyebabkan masalah hati.

"Saya menemukan hal ini sebagai sesuatu yang luar biasa... Saya belum pernah menemukan hal seperti ini dalam praktik klinis saya. Ini mengkhawatirkan karena kita tidak tahu apa yang sedang terjadi," kata Irving seperti dikutip dari DW News, Kamis (21/4/2022).

ADVERTISEMENT

Irving mengatakan kemungkinan ada hal unik pada adenovirus yang ditemukan di kasus anak-anak dengan hepatitis. Bisa jadi virus berinteraksi dengan senyawa lain, faktor lingkungan, agen infeksius baru, atau kombinasi semuanya.

WHO mengimbau agar negara-negara anggota mengikuti perkembangan kasus dan melakukan tindakan pengawasan. Kemungkinan kasus akan bertambah sampai penyebab pastinya diketahui.

"Negara anggota WHO sangat disarankan untuk mengidentifikasi, menyelidiki, dan melaporkan kasus potensial yang sesuai dengan definisi kasus," kata WHO.




(fds/kna)

Berita Terkait