Cari Jodoh di Dating Apps? Kenali Risiko dan Cara Antisipasinya

ADVERTISEMENT

Cari Jodoh di Dating Apps? Kenali Risiko dan Cara Antisipasinya

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 21 Apr 2022 12:31 WIB
Beautiful happy woman sending love text message on mobile phone with red hearts flying away from screen isolated on gray background. Positive human emotions face expressions
Ilustrasi mencari jodoh di dating apps. Foto: Getty Images/iStockphoto/SIphotography
Jakarta -

Laporan kasus 'ghosting' oleh pengguna aplikasi kencan alias 'dating apps' kembali bikin geger linimasa Twitter. Dalam utas Tweet yang beredar, seorang pengguna Twitter melaporkan kronologi, nama akun, hingga foto terlapor penipu. Namun sejumlah akun Twitter lainnya menilai, aksi 'dikit-dikit nge-spill' justru mencerminkan ketidaksiapan seseorang bermain dating apps.

Lantas, bisakah pencarian jodoh lewat dating apps dilakukan dengan aman? Psikolog Klinis dan CEO Welas Asih Healing dan Development Center, Bianglala Andriadewi, menjelaskan aksi penipuan dan 'ghosting' lewat dating apps umumnya bisa dikenali lewat sejumlah 'red flags'.

Di antaranya, tak lain janji manis yang terlalu banyak disampaikan meski perkenalan baru hitungan hari.

"Yang pertama sudah janji macam-macam, biasanya sudah terlalu jauh janjinya. Baru ketemu atau baru kenal sebulan (atau) dua bulan, tapi sudah janji menikah. Sudah janji A, B, C, atau baru kenal dua-tiga hari sudah janji mau ketemuin dengan orangtua. Sudah macam-macam janjinya," terang Bianglala pada detikcom dalam program e-Life beberapa waktu lalu.

Pada sejumlah kasus lainnya, aksi penipuan dan 'ghosting' memicu kerugian materil pada korban. Bianglala menjelaskan, hal ini juga bisa dideteksi di awal perkenalan. Pada beberapa kasus, penipu berani meminta banyak hal, atau meminta tolong secara tidak wajar di awal perkenalan.

Seringkali, penipu membuat korban merasa bersalah jika keinginannya tak terpenuhi. Kondisi inilah yang membuat korban kerap sulit menolak tipu daya penipu di dating apps.

"Ketika belum ketemu masih chatting, sudah minta sesuatu, sudah mau pinjam uang. Biasanya di awal, kecil-kecil dulu nih mungkin kita tidak terasa seperti kuota internet, ya sudah deh berapa sih sampai lama-lama besar. Biasanya, cara mereka adalah membuat korban merasa bersalah ketika nggak ngasih," beber Bianglala.

NEXT: Mulai Merasa Tidak Nyaman? Ambil Tindakan!



Simak Video " Kemenkes Buka Suara Usai Viral Pasien Gagal Ginjal Akut Dipaksa Pulang dari RS"
[Gambas:Video 20detik]

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT