Eating disorder atau gangguan makan sering kali dikira sebagai kondisi yang membuat seseorang secara berlebihan mengurangi porsi makannya. Padahal eating disorder sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk berbagai kebiasaan makan atipikal yang dapat mengancam kesehatan.
Psikolog Anak dan Remaja, Kanti S Pernama, MPsi, menjelaskan bahwa beberapa "tanda" yang dapat menunjukkan eating disorder adalah adanya hubungan seseorang yang tidak sehat dengan makanan, bentuk tubuh, dan berat badan.
Tidak hanya mengurangi makanan, ada beberapa jenis eating disorder lainnya yang serupa tapi memiliki beberapa perbedaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Umumnya, eating disorder ini akan kita golongkan ke dalam tiga tipe yang besar. Yaitu ada anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan ada juga binge eating," beber Kanti pada acara e-Life: 'Puasa, Remaja, dan Eating Disorder', Jumat (22/4/2022).
Anoreksia nervosa-singkatnya anoreksia-dapat dikatakan sebagai jenis eating disorder yang paling sering diketahui oleh masyarakat umum.
"Anoreksia yaitu bentuk respektifnya [eating disorder] dimana asupan makanan sangat dibatasi sehingga sering kali ditandai dengan berat badan yang sangat rendah atau abnormal. Serta adanya masalah kesehatan fisik," jelas Kanti.
Santi menjelaskan bahwa salah satu faktor terjadinya anoreksia adalah kecemasan tinggi akan kenaikan berat badan, padahal berat badannya sudah rendah. Selain itu, persepsi individu yang terganggu terhadap tubuhnya sendiri juga dapat menjadi penyebab lainnya.
Kemudian, anoreksia juga dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu restricting dan purging. Tipe restricting adalah kondisi anoreksia yang umum; diet berlebihan, membatasi makan, olahraga berlebihan.
Sementara tipe purging merupakan jenis anoreksia yang memuntahkan makanan yang telah dikonsumsi dengan disertai penggunaan obat-obatan pencahar atau diuretik. Tipe kedua ini dapat berubah menjadi jenis eating disorder yang kedua.
"Umumnya, purging types-nya anoreksia ini bisa crossover atau berubah menjadi bulimia. Umumnya, mereka [tipe purging] tidak pernah relapse lagi ke anoreksia, jadinya stay di bulimia," lanjut Kanti.
Tipe eating disorder lainnya adalah bulimia dan binge eating. Klik untuk membaca lebih lanjut.
Jenis kedua ini, yaitu bulimia, sering disertai dengan episode makan yang berlebih dan yang nantinya akan diikuti dengan usaha-usaha tidak pantas untuk mengurangi berat badannya seperti purging atau olahraga berlebih.
Penyebab terjadinya bulimia mirip dengan anoreksia. Namun, Kanti menambahkan bahwa jenis ini lebih "rahasia" dibandingkan dengan anoreksia karena tidak memiliki stigma fisik yang jelas.
"[Bukan] badan kurus atau berat badannya rendah, justru, umumnya mereka [bulimia] berada di golongan berat badan dan bentuk tubuh yang rata-rata sehingga sering kali tidak terdeteksi," katanya.
Jenis eating disorder yang ketiga adalah binge eating yang ditandai dengan konsumsi makanan terlalu berlebihan di jangka waktu yang singkat yaitu 2 jam. Binge eating juga disertai oleh hilangnya rasa kontrol seperti rasa tidak bisa berhenti makan.
Kemudian, Kanti menambahkan ada beberapa gejala tambahan lainnya. Gejala tersebut antara lain makan hingga merasa terlalu kenyang yang tidak nyaman, makan dengan cepat, makan besar saat tidak lapar, dan rasa malu atau bersalah setelah makan.
"Cuma beda dengan bulimia. Perilaku muntah menggunakan laksatif atau perilaku pencegahan lainnya tidak muncul kalau di binge eating,"
"Sehingga, umumnya, [binge eating] justru terjadi pada orang-orang dengan berat badan normal atau, bahkan, dengan berat badan yang overweight,"
Simak Video "Puasa, Remaja, dan Eating Disorder"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)











































