Paracetamol: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Paracetamol: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 25 Apr 2022 14:16 WIB
Box of generic Paracetamol capsules
Paracetamol (Foto: iStock)
Jakarta -

Paracetamol atau parasetamol merupakan obat untuk meredakan demam dan nyeri ringan sampai sedang. Beberapa masalah dapat diatasi dengan konsumsi paracetamol, seperti sakit kepala, sakit gigi, sakit punggung, hingga nyeri haid.

Paracetamol umumnya bisa dikonsumsi sebelum dan setelah makan. Meskipun demikian, obat ini tak bisa sembarangan dikonsumsi lantaran bisa memicu sejumlah efek samping. Itu sebabnya, konsumsi paracetamol harus sesuai anjuran dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

Dosis Paracetamol

Pada dasarnya, obat ini dapat dikonsumsi melalui tiga metode, yaitu intravena (melalui pembuluh darah), oral (melalui mulut) , dan rectal (melalui dubur). Selain itu, pemberian dosis juga disesuaikan dengan berat badan pasien. Adapun dosis paracetamol yang tepat sebagai berikut.

Demam atau nyeri ringan hingga sedang (intravena)

Dewasa

  • Berat badan 33 sampai 50 kg: 15 mg/kg setiap 4-6 jam jika diperlukan. Maksimal 3 gram setiap hari.
  • Berat badan lebih dari 50 kg: 1 g setiap 4-6 jam jika diperlukan. Maksimal 4 gram setiap hari. Berikan melalui infus selama 15 menit.

Anak

  • Neonatus cukup bulan dan anak dengan berat di bawah 10 kg: 7,5 mg/kg sebagai dosis tunggal, minimal 4 jam. Maksimal 30 mg/kg/hari.
  • Berat badan di antara 10 sampai 33 kg: 15 mg/kg sebagai dosis tunggal, minimal 4 jam. Maksimal 2 g setiap hari.
  • Berat badan di antara 33 sampai 50 kg: 15 mg/kg sebagai dosis tunggal, minimal 4 jam. Maksimal 3 g setiap hari
  • Berat badan lebih dari 50 kg: Sama seperti dosis dewasa.

Demam atau nyeri ringan hingga sedang (oral)

Dewasa

  • 0,5-1 gram dengan jeda 4-6 jam. Maksimal konsumsi 4 gram setiap hari.

Anak

  • Usia 1 sampai 2 bulan bisa mengkonsumsi paracetamol dengan dosis 30-60 mg setiap 8 jam. Maksimal 60 mg/kg/hari.
  • Usia 3 sampai kurang dari 6 bulan diberikan dosis 60 mg
  • Usia 6 bulan sampai kurang dari 2 tahun diberikan dosis 120 mg
  • Usia 2 sampai kurang dari 4 tahun diberikan dosis 180 mg
  • Usia 4 sampai kurang dari 6 tahun diberikan dosis 240 mg
  • Usia 6 sampai kurang dari 8 tahun diberikan dosis 240 atau 250 mg
  • Usia 8 sampai kurang 10 tahun diberikan dosis 360 atau 375 mg
  • Usia 10 sampai 12 tahun diberikan dosis 480 atau 500 mg
  • Usia 12 sampai 16 tahun diberikan dosis 480 atau 750 mg.

Berikan 4 sampai 6 jam jika perlu. Maksimal empat dosis dalam 24 jam.

Demam atau nyeri ringan hingga sedang (rectal)

Dewasa

  • Sebagai supp 0,5-1 gram setiap 4-6 jam. Maksimal 4 gram diberikan setiap hari.

Anak

  • Usia 3 bulan sampai kurang dari satu tahun diberikan dosis 60 sampai 125 mg
  • Usia 1 sampai kurang dari 5 tahun diberikan dosis 125-250 mg
  • Usia 5 sampai kurang dari 12 tahun diberikan dosis 250-500 mg
  • Usia 12 sampai 17 tahun diberikan dosis 500 mg.

Berikan setiap 4-6 jam jika diperlukan, serta maksimal 4 dosis/hari.

ADVERTISEMENT

Kontraindikasi obat paracetamol

Pasien yang memiliki penyakit, seperti hipersensitivitas, gangguan hati berat, atau penyakit hati aktif (IV), tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi obat paracetamol.

Efek samping obat paracetamol

Obat paracetamol umumnya jarang memicu efek samping. Namun, apabila seseorang mengalami gejala reaksi alergi yang serius, termasuk ruam, gatal/bengkak (terutama pada wajah/lidah/tenggorokan), pusing parah, hingga kesulitan bernapas, segera hubungi dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Interaksi obat paracetamol

Interaksi obat merupakan kombinasi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi kinerja atau meningkatkan efek samping dari salah satu atau kedua obat. Hal ini juga dapat terjadi pada penggunaan parasetamol. Beberapa golongan obat-obatan tersebut, seperti:

  • Penurunan penyerapan dengan colestyramine.
  • Penurunan konsentrasi serum dengan rifampisin dan beberapa antikonvulsan (misalnya fenitoin, fenobarbital, karbamazepin, primidon).
  • Meningkatkan efek antikoagulan warfarin dan kumarin lainnya dengan penggunaan jangka panjang.
  • Peningkatan penyerapan dengan metoclopramide dan domperidone.
  • Peningkatan konsentrasi serum dengan probenesid.
  • Dapat meningkatkan konsentrasi serum kloramfenikol.



(suc/up)