Kanker hingga saat ini masih menjadi salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), sepanjang 2020 ada 213.546 kasus kanker yang menyerang perempuan Indonesia.
Selain kanker payudara, kanker ovarium menjadi beberapa jenis yang kerap diderita oleh perempuan Indonesia. Bahkan, hal ini dialami oleh Public Figure & Cancer Fighter, Feby Febiola.
"Jadi awalnya udah sekitar setahun saya merasa nggak enak perutnya, cuma masih bisa di-handle. Cuma saya terlalu takut untuk periksa sampai akhirnya tahun 2020 itu semakin terasa, kok kayak ada sesuatu. Akhirnya saya cek ke dokter, ditemukan tumor di indung telur sebelah kanan, sampai akhirnya mengikuti proses tumor marker, setelah itu CT-SCAN memang besar tumornya. Operasinya sendiri, tumornya dicek dulu apakah ganas atau jinak, lalu kemoterapi," ujarnya dalam webinar AXA Mandiri bertema 'Kartini Tangguh: Peduli Saat Ini, Tenang Saat Nanti'.
Selama mengidap kanker, Feby menjelaskan kanker tak hanya berisiko terhadap kesehatan, namun juga kondisi finansial. Mengingat biaya pengobatan kanker nilainya cukup besar. Meski demikian, ia mengaku terbantu oleh asuransi kesehatan.
"Tidak murah biayanya, operasi itu sendiri agak mengagetkan jumlahnya. Tapi saya itu kemoterapi sebagian di-cover oleh BPJS, tapi tidak semuanya. Karena saya itu masih early stage, jadi cukup dengan kemoterapi yang basic," katanya.
"Nah, sementara waktu saya pengobatan, saya kan banyak teman cancer fighter, ada yang stadiumnya tinggi. Saya mendengar cerita mereka, dan biaya yang dikeluarkan mahal banget. Karena perawatan kanker banyak banget, bukan hanya kemoterapi," lanjutnya.
Feby menyebut asuransi kesehatan menjadi hal penting yang perlu dimiliki masyarakat. Selain itu, diperlukan juga pencegahan dengan cara melakukan medical check-up.
"Memang yang paling efektif pencegahan, makanya saya mengimbau teman-teman perempuan untuk mengecek kondisi tubuh. Selain itu, karena yang namanya penyakit berat kita tidak pernah sangka. Saya nggak pernah mikir suatu hari saya terkena kanker ovarium. Jadi, memang penting banget mempunyai perencanaan keuangan, asuransi yang bagus, finansial yang bagus untuk bisa meng-cover saat-saat yang tidak terduga seperti itu," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur AXA Mandiri Rudi Nugraha. Soal kanker, pria yang akrab disapa Joshua ini menyebutkan bahwa penyakit ini tak selalu dapat dihindari, meski telah menerapkan pola hidup sehat.
"Pola hidup sehat itu hanya menghindarkan 30-50% orang dari penyakit kanker. Dan di Indonesia, wanita punya risiko 1,5 kali dari laki-laki. Jadi, kita bisa tarik kesimpulan setiap manusia punya risiko sakit," paparnya mengutip data yang disampaikan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI) Dr. dr. Soeharti Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad.
Terkait pengobatan kanker, ia juga menilai hal ini memakan biaya yang cukup besar. Bahkan, nilainya pun bisa mencapai miliaran.
"Biaya (pengobatan kanker) itu besar banget, yang paling besar kanker payudara. Untuk kanker payudara stadium 1 dan 2 kurang lebih Rp 1 miliaran. Untuk 3 dan 4, lebih gede lagi bisa Rp 1,8 miliar. Belum lagi biaya pasang ring Rp 50 juta - Rp 100 juta tergantung jenisnya ring. Artinya biaya kesehatan itu mahal sekali," ucapnya.
Di sisi lain, Joshua mengatakan biaya pengobatan juga semakin meningkat setiap tahunnya. Bahkan, WHO dan Bank Dunia (2021) mencatat 100 juta penduduk di dunia bangkrut setiap tahun karena biaya kesehatan.
"Peningkatan biaya kesehatan lebih tinggi jauh lebih tinggi dibanding kenaikan gaji. Naik gaji rata-rata di Indonesia itu 4%, tapi biaya medis itu 11%. Artinya risiko ini sangat perlu diperhatikan," paparnya.
Dalam hal ini, ia pun mengingatkan pentingnya memiliki proteksi seperti asuransi kesehatan. Terlebih saat ini, tak semua biaya pengobatan dapat di-cover oleh BPJS Kesehatan. "Dengan fakta yang kita lihat sekarang, kalau kita nggak peduli, (kita) nggak tenang. Melihat ini, kita harus antisipasi", paparnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar juga mengingatkan soal pentingnya proteksi bagi masyarakat, termasuk perempuan. Sebagai seorang financial planner dalam keluarga, perempuan dituntut untuk dapat mengatur keuangan.
"Perempuan itu di rumah tugasnya sebagai CFO, apa pun itu yang mikirin pasti ibu, pasti istri. Apakah itu untuk uang kebutuhan anak-anak, kebutuhan di rumah, atau kebutuhan sendiri. Tentunya dibutuhkan skill financial planning. Mengapa financial planning ini menjadi sangat penting dalam kehidupan berkeluarga karena dengan adanya perencanaan keuangan yang matang, kita jadi lebih mudah mendapatkan yang apa kita inginkan,serta terhindar dari masalah finansial yang nggak kita harapkan," katanya.
Dalam kesempatan ini, Alexandra pun membagikan tips bagi para perempuan dalam mengatur keuangan. Pertama, melakukan financial check up, yakni untuk bisa mengetahui kondisi kesehatan keuangan, apakah sudah stabil atau belum.
"Kedua, mengatur cash flow, yakni membagi untuk berbagai kebutuhan. Dan terakhir, menentukan tujuan keuangan kita secara lebih terstruktur. Nah, dalam merencanakan keuangan pasti ada sesuatu yang nggak dapat dikendalikan, terutama terkait kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengatasi dengan memiliki proteksi keuangan, yaitu asuransi," pungkasnya.
Simak Video "AXA Mandiri Hadirkan Webinar Rayakan Kartini"
[Gambas:Video 20detik]
(fhs/up)