Aida Saskia Berjuang Lawan Kanker Payudara, Waspadai Gejala Awal dan Penyebabnya

Aida Saskia Berjuang Lawan Kanker Payudara, Waspadai Gejala Awal dan Penyebabnya

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Selasa, 26 Apr 2022 19:00 WIB
Aida Saskia Berjuang Lawan Kanker Payudara, Waspadai Gejala Awal dan Penyebabnya
Aida Saskia berjuang melawan kanker payudara. (Foto: Instagram Aida Saskia)
Jakarta -

Aida Saskia tengah berjuang melawan kanker payudara. Penyanyi dangdut itu beberapa waktu lalu terlihat keluar dari rumah sakit.

Kini dalam Instagram pribadinya, Aida bercerita bagaimana proses perjuangan melawan kanker payudara termasuk saat dirinya menjalani kemoterapi. Aida menunjukkan penampilan rambutnya yang tampak sedikit habis usai kemoterapi.

Wanita berusia 36 tahun itu mencoba kuat menjalani hari-harinya dengan kanker payudara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua upaya aku coba jalani.. Segala kekhawatiran kini muai menjadi nyata, namun aku terus mencoba menikmati prosesnya," kata Aida dalam Instagram miliknya.

[Gambas:Instagram]

ADVERTISEMENT

Gejala Kanker Payudara

Dikutip dari NHS UK (layanan kesehatan Inggris), gejala kanker payudara wanita yang pertama muncul umumnya adalah benjolan atau area jaringan yang menebal di payudara mereka. Meski sebagian besar benjolan payudara tidak bersifat kanker, langkah terbaik adalah tetap memeriksakan diri ke dokter.

Berikut gejala awal kanker payudara yang wajib diwaspadai:

  • Benjolan baru atau area jaringan yang menebal di kedua payudara yang sebelumnya tidak ada
  • Perubahan ukuran atau bentuk salah satu atau kedua payudara
  • Keluarnya cairan dari salah satu puting
  • Benjolan atau pembengkakan di salah satu ketiak
  • Perubahan tampilan atau nuansa kulit, seperti kerutan atau lesung pipit, ruam atau kemerahan.
  • Ruam (seperti eksim), kulit berkerak, bersisik atau gatal hingga kemerahan pada atau di sekitar puting.

Apa Penyebabnya?

Penyebab kanker payudara tidak sepenuhnya dipahami, sehingga sulit untuk memastkan mengapa seorang wanita dapat mengidap kanker payudara sementara beberapa orang terbebas dari penyakit ini. Namun, ahli menemukan faktor risiko yang mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena kanker payudara.

1.Usia

Risiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun yang telah mengalami menopause. Sekitar 8 dari 10 kasus kanker payudara terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun.

2. Riwayat keluarga

Jika kamu memiliki kerabat dekat yang pernah mengidap kanker payudara atau kanker ovarium, kamu sangat mungkin memiliki risiko terkena kanker payudara.

Namun, karena kanker payudara adalah kanker yang paling umum pada wanita, ada kemungkinan kanker itu terjadi pada lebih dari satu anggota keluarga secara kebetulan.

3. Jaringan payudara padat

Jaringan payudara padat juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara. Payudara sebenarnya terdiri dari ribuan kelenjar kecil. Jaringan kecil ini mengandung konsentrasi sel payudara yang lebih tinggi daripada jaringan payudara lainnya, sehingga lebih padat.

Wanita dengan jaringan payudara padat mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara karena ada lebih banyak sel yang bisa menjadi kanker.

4. Hormon dan obat hormon

Hormon estrogen pada wanita terkadang dapat merangsang sel kanker payudara dan menyebabkannya terus berkembang.

Ovarium, tempat sel telur disimpan, mulai memproduksi estrogen saat wanita memasuki masa pubertas. Ini untuk mengatur pola menstruasi wanita. Risiko terkena kanker payudara meningkat jika jumlah estrogen yang ada pada tubuh meningkat.

Misalnya, jika wanita mulai mengalami menstruasi pada usia muda dan mengalami menopause lebih lambat dari rata-rata, kemungkinan akan terpapar estrogen dalam jangka waktu yang lebih lama.

5. Pil kontrasepsi

Penelitian menunjukkan wanita yang menggunakan pil kontrasepsi memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Meski begitu, risiko mulai berkurang setelah wanita berhenti meminum pil, risikonya kembali normal jika 10 tahun sudah berhenti mengonsumsi pil tersebut.

Halaman 3 dari 2
(naf/up)

Berita Terkait