Nyaris 300 anak di 20 negara dilaporkan terserang penyakit peradangan hati (hepatitis) yang sebabnya belum diketahui pasti. Meski mengkhawatirkan, penyakit ini tetap bisa sembuh dengan perawatan yang tepat.
Kepala Departemen Hepatologi dan Transplantasi RS Children's Mercy Kansas City, dr Ryan Fischer, mengatakan terapi untuk anak dengan hepatitis karena infeksi virus pada umumnya bersifat suportif. Artinya terapi disesuaikan hanya untuk meringankan gejala karena biasanya infeksi akan sembuh sendiri.
"Seiring berjalannya waktu dengan memperhatikan kebutuhan si anak (misalnya pemberian infus untuk mencegah dehidrasi), sebagian besar kasus akan sembuh sendiri," kata dr Ryan seperti dikutip dari WebMD, Jumat (6/5/2022).
"Hati adalah organ yang mampu pulih dengan seutuhnya. Kita biasanya tidak akan melihat efek jangka panjang usai pasien sembuh," lanjutnya.
Hanya pada beberapa kasus yang parah, ada kemungkinan pasien membutuhkan transplantasi hati. Ini karena kerusakan yang terjadi pada hati sudah begitu parah sehingga berisiko menyebabkan kematian.
Dokter Spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr dr Hanifah Oswari, SpA(K), berpesan untuk orang tua yang penting adalah memperhatikan gejala hepatitis. Waspada bila anak mengalami keluhan gejala pencernaan, seperti diare, mual, muntah, sakit perut, kencing pekat, dan feses pucat.
Gejala lanjutan berikutnya yang sudah mengarah ke hepatitis adalah mata dan kulit menguning. dr Hanifah menyarankan orang tua segera membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan.
"Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kita kehilangan momentum untuk penanganan lebih cepat. Apalagi sampai hilangnya kesadaran," kata dr Hanifah.
Simak Video "Simak! Imbauan IDAI soal Munculnya Hepatitis Akut Misterius"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)