Adenovirus pada Hepatitis Misterius Tipe 41, Beda dengan Vaksin COVID-19

Terkait dugaan penyebab hepatitis misterius yang menyerang anak-anak di sejumlah negara termasuk Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan penyakit tersebut sama sekali tak disebabkan vaksin COVID-19. Pasalnya, penyakit yang hingga kini belum terkuak penyebabnya tersebut menyerang anak-anak berusia di bawah lima tahun yang hingga kini belum bisa menerima vaksin COVID-19.
"Tidak ada hubungan pemberian vaksin COVID-19 dengan kejadian hepatitis misterius," tegas Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Tropis IDAI, dr Anggraini Alam, SpA(K) atau yang kerap disapa sebagai dr Anggi dalam diskusi daring, Selasa (10/5/2022).
Dalam kesempatan tersebut, dr Anggi menyorot Inggris yang telah mencatat ratusan kasus hepatitis misterius pada anak. Di negara tersebut ditemukan, sebagian besar pasien adalah balita, yakni anak-anak dalam usia yang belum bisa menerima vaksin COVID-19.
"(Di Inggris) 75 persen pasien itu adalah balita dan tidak mendapatkan vaksin COVID-19. Jadi yang ini pun laporan di Inggris paling banyak ratusan dan di laporan di Amerika itu tidak ada kaitannya dengan vaksin COVID-19," terang dr Anggi.
Vaksin COVID-19 Berbasis Adenovirus Bukan Penyebab Hepatitis Misterius
Selain vaksin COVID-19, muncul juga dugaan bahwa hepatitis misterius pada anak-anak yang kini merebak dipicu oleh adenovirus, tepatnya strain 41. Mengingat AstraZeneca dan Johnson & Johnson adalah jenis vaksin COVID-19 berbasis adenovirus, dr Anggi menegaskan, adenovirus pada kedua vaksin COVID-19 tersebut berbeda dengan strain 41 yang kini diduga menjadi pemicu hepatitis.
"Adenovirus yang diberikan Johnson & Johnson (dan) AstraZeneca adalah jenis berbeda. Adenovirus, tapi bukan yang (strain) 41 ini. Oleh karena itu sudah disimpulkan ini bahwa tidak ada hubungannya dengan vaksin COVID-19," pungkas dr Anggi.
Simak Video "Dua Dugaan Penyebab Hepatitis Akut Misterius"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)