Amobarbital merupakan obat yang digunakan untuk membantu seseorang yang memiliki masalah tidur atau disebut insomnia. Obat ini juga digunakan sebagai obat penenang ketika seseorang menjalani operasi bedah maupun gigi.
Adapun obat Amobarbital bekerja dengan cara menurunkan respons dan aktivitas sistem saraf pusat dengan mengganggu aliran hantaran signal di otak. Meskipun demikian, obat ini tidak boleh digunakan secara sembarangan. Penggunaannya harus sesuai dengan anjuran dokter.
Baca juga: Insomnia, Penyebab dan Cara Mengatasinya |
Dosis obat Amobarbital
Dikutip dari Monthly Index of Medical Specialities (MIMS) Indonesia, dosis obat Amobarbital tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan maupun dikurangi. Berikut aturannya.
Dosis untuk insomnia berat (oral)
- Dewasa: 100-200 mg sebelum tidur
Dosis untuk hipnotik (parenteral)
- Dewasa: 65-200 mg melalui injeksi IM. Tidak boleh melebihi 5 mL di satu tempat atau injeksi IV tidak boleh melebihi 50 mg/menit sebelum tidur. Maksimal 1.000 mg sebagai dosis tunggal.
Dosis untuk sedasi (parenteral)
- Dewasa: 30-50 mg melalui injeksi IM. Tidak boleh melebihi 5 mL di satu tempat atau injeksi IV tidak boleh melebihi 50 mg/menit, diberikan 2-3 kali sehari, maksimal 1.000 mg sebagai dosis tunggal.
- Anak usia 6-12 tahun: dosis 65-500 mg
Efek samping obat Amobarbital
Amobarbital dapat menyebabkan kantuk dan pusing. Apabila seseorang sedang dalam perjalanan, usahakan hindari penggunaan obat tersebut. Efek samping lain yang mungkin dirasakan, seperti:
- Sakit kepala
- Mual
- Muntah
- Sembelit
- Sulit tidur
- Gugup
- Reaksi gatal di seluruh suntikan misalnya kemerahan.
- Adapun efek samping yang lebih serius, seperti:
- Kebingungan
- Halusinasi
- Perubahan suasana hati atau perilaku
- Kelainan dalam berpikir
- Menguning kulit atau mata
Beri tahu dokter jika salah satu dari efek samping ini tidak hilang atau parah.
Cara penggunaan obat Amobarbital
Injeksi Amobarbital harus diberikan secara intravena (ke dalam vena) atau secara intramuskular (ke dalam otot). Apabila melewatkan janji temu atau melewatkan suntikan, beri tahu dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Suntikan pengganti harus diberikan sesegera mungkin.
Jangan lupa juga beritahu dokter apabila memiliki penyakit hati, paru-paru, hingga porfiria (kelainan bawaan yang menyebabkan masalah kulit atau saraf). Sebab, obat Amobarbital kemungkinan tidak cocok untuk dikonsumsi.
Simak Video "Rekomendasi Baru WHO soal Vaksin Booster: Tak Wajib Bagi Orang Sehat"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/naf)