RI Waspada! Singapura Darurat DBD, Ini Biang Keroknya

ADVERTISEMENT

RI Waspada! Singapura Darurat DBD, Ini Biang Keroknya

Razdkanya Ramadhanty - detikHealth
Kamis, 09 Jun 2022 17:30 WIB
Singapura melaporkan kasus gejala berat dan angka pasien Corona rawat inap meningkat beberapa hari terakhir. Ratusan orang terinfeksi dari klaster perkantoran hingga asrama.
Foto: Getty Images
Jakarta -

Singapura tengah dihantui infeksi demam berdarah (DBD) sejak awal tahun ini. Menurut para ahli, peningkatan kasus tersebut akibat adanya perubahan iklim yang dipicu pemanasan global.

"(Kasus) pasti meningkat lebih cepat. Ini adalah fase darurat yang mendesak yang harus kita hadapi sekarang," kata Menteri Dalam Negeri Singapura Desmond Tan, dikutip dari CNN, Kamis (9/6/2022).

Sejauh ini, Singapura sudah memiliki lebih dari 11.000 kasus DBD atau jauh melampaui angka tahun lalu, yakni 5.258. Oleh karena itu, para ahli pun memperingatkan kepada dunia bahwa kondisi ini bisa berpotensi menyebar ke luar Singapura.

Faktor perubahan iklim global pun dituding sebagai biangnya. Bagaimana bisa?

Menurut peneliti senior di Duke-NUS Medical School dan pakar penyakit menular baru, Ruklanthi de Alwis mengatakan, pemanasan global akibat perubahan iklim bisa memperluas wilayah geografis yang berkaitan dengan tempat perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti.

"Studi pemodelan prediktif masa lalu telah menunjukkan bahwa pemanasan global akibat perubahan iklim pada akhirnya bisa memperluas wilayah geografis (di mana nyamuk berkembang biak) serta durasi musim penularan demam berdarah," terangnya.

Sementara itu, pakar iklim dari Collage of Integrative Studies di Singapore Management University, Winston Chow, membuka kemungkinan bahwa kasus demam berdarah semakin parah karena tren cuaca ekstrem; panas berkepanjangan dan hujan deras yang datang tiba-tiba.

"Kami tidak bisa memberantas demam berdarah (karena) cuaca ekstrem yang konstan menciptakan kondisi perkembangbiakan yang sempurna bagi nyamuk," jelasnya.



Simak Video "Bill Gates Dukung Riset Atasi Demam Berdarah di Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(any/naf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT