Kasus COVID-19 di Indonesia kembali 'ngegas' beberapa hari belakangan ini. Berdasarkan data per Selasa, (14/6/2022), tercatat ada 930 kasus baru COVID-19. Disebut-sebut penyebab kenaikan kasus ini adalah subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Kementerian Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut puncak kedua subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan tiba di minggu kedua atau ketiga Juli 2022. Juga, disebut tidak akan separah gelombang varian Delta dan Omicron (BA.1).
Memang di beberapa negara dunia mengalami kenaikan kasus dan konsisten penyebabnya adalah varian baru BA.4 dan BA.5. Kami juga mengamati khususnya di Afrika Selatan di mana varian BA.4 dan BA.5 ini pertama kali teridentifikasi dan hasil pengamatan kami bahwa puncak dari penularan varian BA.4 dan BA.5 ini sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron," terangnya dalam siaran langsung 'Keterangan Pers Menteri Terkait Rapat Terbatas Evaluasi PPKM', Senin (13/6/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi juga mengungkapkan kasus hospitalisasi dari subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 hanya sepertiga dari kasus Delta dan Omicron. Begitu juga kematiannya hanya sepersepuluh dari kasus dua varian tersebut.
"Kasus hospitalisasinya juga sepertiga dari kasus hospitalisasi Delta dan Omicron. Sedangkan kasus kematiannya sepersepuluh dari kasus kematian Delta dan Omicron," sambung Menkes.
"Kalau memang masyarakat kita siap termasuk dengan boosternya yang baik, kemungkinan besar puncaknya tidak akan tinggi. Ditambah dengan adanya booster ini, daya tahan imunitas masyarakat akan bertahan 6 bulan lagi sampai bulan Februari-maret tahun depan," pungkasnya.
NEXT: setinggi apa puncak Delta dan Omicron?
Berdasarkan catatan detikcom, puncak gelombang varian Delta diyakini terjadi pada 15 Juli 2021. Ketika itu, tercatat ada 56.757 kasus dalam sehari.
Sementara itu, puncak gelombang Omicron tidak pernah secara tegas dideklarasikan. Dalam beberapa kesempatan, Satgas COVID-19 menyebut puncak gelombang Omicron terjadi pada 20 Februari 2022, ketika jumlah kasus harian mulai menurun. Pada tanggal tersebut, tercatat ada 48.484 kasus dengan rata-rata dalam 7 hari sebesar 55.675 kasus.
Sementara jika dilihat dari kasus harian, angka tertinggi dicapai pada 16 Februari 2022 dengan 64.718 kasus dalam sehari.











































