Merebaknya subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5 memicu kekhawatiran gejala COVID-19 berat. Data awal menunjukkan Omicron baru BA.4 dan BA.5 bisa lolos dari pertahanan antibodi pasca vaksinasi COVID-19.
Dikutip dari Express UK, Omicron baru BA.4 dan BA.5 menjadi pertanda dunia masih berada di fase pandemi. Omicron baru BA.4 dan BA.5 juga dilaporkan di Inggris.
Profesor Tim Spector Inggris dari studi ZOE COVID-19 Symptoms mencatat ada gejala serius seperti tinnitus yang perlu diwaspadai saat terpapar Omicron. Kondisi ini membuat pasien merasakan telinga berdenging.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini menunjukkan bagian lain dari tubuh sedang terpengaruh, sesuatu yang internal, lebih dekat dengan otak," kata dia.
Peringatan itu muncul setelah Prof Spector dan timnya melakukan survei untuk menilai prevalensi tinnitus pada orang yang terinfeksi COVID-19. Ada 19 persen dari yang terpapar COVID-19, memiliki masalah gangguan pendengaran.
Total ada 14.500 orang yang mengikuti survei, 5.000 dinyatakan positif COVID-19 dan mengeluhkan telinga berdenging. Gejalanya datang dan pergi, bisa ringan, juga bisa bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Menurut Prof Spector, banyak orang mengidap tinitus dan semakin parah setelah terinfeksi COVID-19.
Dia menambahkan, ada laporan peningkatan kasus gejala tinnitus pada pasien COVID-19 seiring maraknya kemunculan varian baru Corona BA.4 dan BA.5.
Berikut gejalanya yang muncul pada telinga:
- Dering
- Berdengung
- Mendesing
- Desis
- Denyutan.
"Anda mungkin mendengar suara-suara ini di satu atau kedua telinga, atau di kepala Anda. Mereka mungkin datang dan pergi, atau Anda mungkin mendengarnya sepanjang waktu," kata NHS.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika tinnitus semakin parah dan mengganggu, misalnya memengaruhi tidur atau konsentrasi pasien, atau membuat seseorang merasa cemas dan depresi.
(naf/fds)











































