Imbas masuknya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, Indonesia kini kembali diterpa lonjakan kasus COVID-19. Lantas, perlukah masyarakat buru-buru diberi vaksin COVID-19 dosis ke-4 menyusul suntikan booster?
Kabid Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Alexander K Ginting memaparkan, vaksinasi COVID-19 memang terbukti efektif menekan kasus COVID-19 RI. Ia mengacu pada kondisi COVID-19 di 2022 yang lebih baik dibandingkan 2021. Tak lain, berkat adanya imunitas di masyarakat dari dua dosis vaksin COVID-19.
"Sudah terbukti bahwa vaksinasi (dosis) 1 dan 2 itu bisa menurunkan kasus. Kita lihat dibandingkan 2021, 2022 relatif lebih baik. Kemudian setelah kita menyelesaikan vaksinasi kedua, ternyata juga imunitas sero positif lebih tinggi," ujarnya dalam siaran langsung 'Awas, Omicron Kembali Mengintai Indonesia', Kamis (16/6/2022).
Namun begitu, pihaknya tidak memikirkan pemberian vaksin COVID-19 dosis keempat dulu saat ini. Pasalnya, cakupan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga pun masih terbatas di Indonesia.
Bahkan di wilayah luar Jawa-Bali seperti Sumatera dan Kalimantan, cakupan booster masih berada di angka 20-28 persen. Bukan disebabkan keterlambatan Dinas Kesehatan setempat, melainkan karena rendahnya antusiasme masyarakat terhadap vaksinasi booster.
"Memang kalau kita lihat sekarang, booster vaksinasi yang ketiga memang baru 5 dari 34 provinsi yang baru 30 persen. Artinya Bali lebih kurang 60 persen, kemudian DKI Jakarta hampir 50 persen, Riau sekitar 44 persen, kemudian Yogyakarta ataupun Jawa lebih kurang di atas 35 persen," beber Alexander.
"Ini menjadi PR kita bersama. Kita tidak berpikir dulu untuk vaksinasi ke-4, kita berpikir dulu bagaimana menyelesaikan vaksinasi ketiga. Khususnya di Jawa-Bali dan beberapa provinsi di luar Jawa-Bali," pungkasnya.
Simak Video "Yang Perlu Diketahui soal Booster Kedua Vaksin Covid-19 untuk Lansia"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)