RI Kebobolan Omicron Baru BA.4 dan BA.5, Pakar UGM Ungkap Gejala Paling Umum

RI Kebobolan Omicron Baru BA.4 dan BA.5, Pakar UGM Ungkap Gejala Paling Umum

Razdkanya Ramadhanty - detikHealth
Jumat, 17 Jun 2022 12:30 WIB
RI Kebobolan Omicron Baru BA.4 dan BA.5, Pakar UGM Ungkap Gejala Paling Umum
Foto: Getty Images/iStockphoto/i-am-helen
Jakarta -

Beberapa waktu lalu, pemerintah mulai melonggarkan aturan penggunaan masker saat melakukan aktivitas di luar ruangan setelah melihat tren kasus COVID-19 melandai. Namun dalam beberapa hari, terjadi tren kenaikan kasus.

Menurut peneliti dari FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Gunadi, PhD, SpBA, kenaikan kasus COVID-19 terjadi pasca Hari Raya Idul Fitri 2022. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan gelombang sebelumnya, kenaikan kasus kali ini dilaporkan kurang lebih dari 30 hari setelah Hari Raya dan ditemukan subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

Disebutkan, tingkat kesakitan subvarian ini rendah dibandingkan subvarian lainnya. Hanya saja, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini tetap harus diwaspadai karena penyebarannya lebih cepat dibandingkan BA.1 dan BA.2.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data terbaru pasien COVID-19 yang terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5, rata-rata mengeluhkan gejala ringan.

"Rata-rata mereka ini tidak bergejala dan hanya satu yang mengeluhkan sakit tenggorokan dan merasakan badan pegal-pegal," kata dr Gunadi, dikutip detikcom dari situs UGM, Jumat (17/6/2022).

ADVERTISEMENT

Mutasi Mirip Varian Delta

Lebih lanjut dr Gunadi menyampaikan, sub varian BA.4 dan BA.5 ini mengalami penurunan kemampuan terhadap terapi beberapa jenis antibodi monoklonal. Subbarian baru ini memiliki banyak mutasi yang sama dengan varian Omicron asli, hanya saja kesamaan tersebut lebih condong kepada varian BA.2.

Kedua variannya mengandung substitusi asam amino L452R, F486V, dan R493Q dalam spike receptor binding domain dibandingkan dengan BA.2.

"Mutasi L452R yang juga terdeteksi pada varian Delta diperkirakan membuat virus lebih menular dan menghindari penghancuran sebagian oleh sel-sel imun. Mutasi F486V juga membantu menghindari pengenalan sistem imun," tambahnya.

Rata-rata, gejala varian Omicron awal seperti batuk, fatigue (kelelahan), dan hidung tersumbat. Sedangkan gejala lainnya ada demam, mual atau muntah, sesak napas, diare, dan anosmia.

Cara Penanganan dan Pencegahan

dr Gunadi menyampaikan beberapa pesan terkait langkah pencegahan agar terhindar varian Omicron BA.4 dan BA.5, antara lain:

  • Segera tingkatkan vaksinasi booster
  • Tetap menggunakan masker di dalam ataupun luar ruangan. Disarankan untuk tidak terburu-buru mencabut kebijakan masker
  • Patuhi protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari.

Selain langkah pencegahan, dr Gunadi juga membeberkan beberapa penangan pasien yang terinfeksi varian Omicron baru ini, seperti:

  • Tanpa gejala dapat mengonsumsi vitamin C, D, pengobatan suportif, pengobatan komorbid dan komplikasi
  • Bergejala ringan diberikan vitamin C, D, Favipiravir atau Molnupiravir atau Nirmatrelvir/Ritonavir, pengobatan simtomatis, pengobatan suportif, pengobatan komorbid dan komplikasi.
  • Begejala sedang diberikan vitamin C, D, remdesivir atau alternatifnya yakni Favipiravir, Molnupiravir, atau Nirmatrelvir/Ritonavir, antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), pengobatan simtomatis, pengobatan komorbid dan komplikasi.
  • Bergejala berat diberikan vitamin C, B1, D, remdesivir atau alternatifnya yaitu Favipiravir, Molnupiravir, atau Nirmatrelvir/Ritonavir, kortikosteroid, anti IL-6 (Tocilizumab/Sarilumab), antibiotik (pada suspek koinfeksi bakteri), antikoagulan LMWH/UFH/OAC berdasarkan evaluasi DPJP, tata laksana syok (bila terjadi) dan pengobatan komorbid dan komplikasi.

Simak Video 'Waspada! Subvarian BA.4 dan BA.5 Bisa Sebabkan Lonjakan Kasus di RI':

[Gambas:Video 20detik]



(any/naf)

Berita Terkait