Pakar di Inggris Ungkap Cacar Monyet Belum Terkendali, Ini Kemungkinan Sebabnya

Pakar di Inggris Ungkap Cacar Monyet Belum Terkendali, Ini Kemungkinan Sebabnya

Mochammad Fajar Nur - detikHealth
Selasa, 21 Jun 2022 20:15 WIB
Pakar di Inggris Ungkap Cacar Monyet Belum Terkendali, Ini Kemungkinan Sebabnya
Foto: DW (News)
Jakarta -

Wabah cacar monyet masih terjadi dan meningkat di beberapa negara. Inggris menjadi salah satu negara dengan temuan kasus terbanyak. Pada 12 Juni, 470 kasus telah diidentifikasi di Inggris, termasuk peningkatan 104 kasus yang dilaporkan di Inggris Senin (20/6/2022). Para ahli memperingatkan tindakan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mencegah kenaikan.

Dikutip dari The Guardian (21/6/2022), para pakar di Inggris telah memperingatkan dan beberapa menyarankan bahwa vaksin mungkin perlu diberikan kepada semua pria yang melakukan hubungan seks dengan pria.

Kasus di Inggris sejauh ini didominasi oleh kelompok gay atau biseksual yang berhubungan seks dengan laki-laki. Namun, para ahli telah menegaskan siapa pun bisa terkena cacar monyet dan virus ini menyebar di antara manusia melalui kontak dekat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini tidak ada bukti yang jelas bahwa epidemi saat ini dapat dikendalikan," kata Paul Hunter, profesor kedokteran di University of East Anglia.

"Saya kira jika kita tidak melihat ini segera terkendali, maka kita sedang mempertimbangkan untuk menawarkan vaksinasi kepada semua pria yang berhubungan seks dengan pria, dan mungkin pekerja seks wanita," lanjut Hunter.

ADVERTISEMENT

Hunter khawatir kenaikan ini disebabkan beberapa orang dalam kelompok gay dan biseksual yang tidak jujur dengan riwayat kontak yang mereka lakukan.

"Hal yang paling mengkhawatirkan saya adalah bahwa untuk penyakit yang penularannya mungkin memiliki stigma yang signifikan bagi sebagian orang, adalah bahwa orang mungkin tidak sepenuhnya jujur tentang kontak mereka dan jika itu masalahnya maka pendidikan publik dan pendekatan strategi vaksinasi cincin mungkin tidak cukup," lanjutnya.

Ia menyarankan isolasi mandiri selama 21 hari bagi kelompok biseksual yang telah melakukan seks dengan laki-laki namun tidak mampu terbuka untuk mengungkap riwayat kontaknya.




(mfn/fds)

Berita Terkait