Kini Instagram diramaikan oleh para pengguna saling berbagi pesan dan pertanyaan anonim yang diperoleh lewat aplikasi Not Gonna Lie (NGL). Namun alih-alih menjadi ajang seru-seruan, sejumlah pengguna justru menerima ungkapan mengejek dan melecehkan. Psikolog menegaskan, meski tren ini hanya permainan semata layaknya 'surat kaleng', penting untuk senantiasa menerapkan empati agar tak malah memicu konflik.
"Anggap ini permainan. Surat kaleng seru-seruan, dan ini sifatnya mengajukan pertanyaan. Karena ini tujuan awalnya dibikin adalah untuk seru-seruan, maka pertanyaannya juga yang sifatnya ringan. Bukan menyangkut topik tertentu," ujar psikolog dan founder pusat konsultasi Anastasia and Associate, Anastasia Sari Dewi, kepada detikcom, Selasa (28/6/2022).
"Berempatilah. Jangan ajukan pertanyaan yang Anda sendiri bayangkan kalau Anda dikasih pertanyaan itu, Anda tidak suka. Anda bisa tersinggung. Lakukan hal yang sama," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut menurut Sari, respons setiap pemain NGL mungkin berbeda. Begitu juga sikap dan pikiran orang yang mengirim pesan anonim tidak bisa diprediksi. Namun meski identitas tersembunyi, pengirim pesan perlu senantiasa mempertimbangkan batasan dalam memilih topik dan cara penyampaian pesan atau pertanyaan.
"Kembali lagi, kemungkinan respons orang akan berbeda-beda. Tapi dengan mampu berempati, do-nya itu, diharapkan kemungkinan menyinggung atau melukai perasaan orang jauh lebih kecil karena tahu batasan hal apa yang menyakiti dan yang tidak, kita juga sebagai manusia kurang lebih punya sensitivitas yang tidak jauh berbeda untuk topik-topik tertentu," beber Sari.
Sari mengingatkan, hindari pertanyaan yang menyinggung SARA dan aspek kehidupan personal seperti status sosial ekonomi atau preferensi seksual. Jangan sampai, wadah seru-seruan NGL justru dijadikan ajang mempermalukan orang lain di hadapan publik.
Selain itu, meski pesan anonim ini disampaikan di dunia maya, Sari mengingatkan penting untuk tetap menggunakan bahasa yang sopan dalam menyampaikan pesan dan pertanyaan.
"Jangan sampai lupa kaidah norma dan sopan santun. Walaupun kita di media sosial dan walaupun kita tidak menampilkan nama. Bahasa kasar juga sebaiknya dihindari meskipun anonim," pungkasnya.
Simak Video "Video: PDSKJI Sebut Daya Kognitif Lemah Buat Perilaku Remaja Makin Agresif"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)











































