Ahli imunologi menjelaskan subvarian Omicron BA.5 yang merebak pada gelombang kali ini dapat memicu gejala berbeda dari varian Corona sebelumnya. Uniknya, gejala ini hanya muncul di malam hari.
"Satu gejala tambahan dari BA.5 yang saya lihat pagi ini adalah keringat malam," beber Profesor Luke O'Neill dari Trinity College Dublin, dikutip dari The Independent, Senin (11/7/2022).
Ia juga menjelaskan, dibanding varian Corona lainnya, BA.5 memiliki kemampuan lebih tinggi dalam menginfeksi orang-orang yang sudah pernah terpapar virus Corona sebelumnya. Mengingat, subvarian Omicron ini kini memicu lonjakan kasus di banyak negara, termasuk di seluruh Eropa dan Australia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyakitnya sedikit berbeda karena virusnya telah berubah," terang Prof O'Neill lebih lanjut.
"Ada beberapa perubahan di dalamnya. Jelas dengan sel-T dan sebagainya, dan campuran sistem kekebalan dan virus yang sedikit berbeda mungkin memicu penyakit yang juga berbeda. Anehnya, keringat pada malam hari menjadi ciri khasnya," sambungnya.
Ia menambahkan, vaksin COVID-19 efektif untuk menekan risiko gejala berat pada pasien COVID-19, khususnya di gelombang BA.4 dan BA.5 kali ini.
"Namun yang sangat penting, jika Anda divaksinasi dan Anda diberi vaksin COVID-19 booster, (infeksi BA.5) tidak akan berkembang menjadi penyakit berat. Pesan (saya), adalah untuk terus mengingatkan orang (terkait vaksinasi COVID-19)," pungkas Prof O'Neill.
(vyp/up)











































