Kemenkes Imbau Vaksin Booster Jangan Dadakan! Ini Alasannya

Kemenkes Imbau Vaksin Booster Jangan Dadakan! Ini Alasannya

Mochammad Fajar Nur - detikHealth
Selasa, 12 Jul 2022 10:03 WIB
Kemenkes Imbau Vaksin Booster Jangan Dadakan! Ini Alasannya
Kemenkes imbau vaksin booster jangan dadakan! ini alasannya. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengeluarkan surat Surat Edaran (SE) Nomor 73 Tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Orang Dalam Negeri dengan Transportasi Darat Pada Masa Pandemi Covid-19. Dilansir dari edaran tersebut, bagi pelaku perjalanan yang telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga (booster) tidak wajib menunjukan hasil negatif tes RT-PCR atau Rapid Test Antigen.

Namun, Juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengimbau bagi pelaku perjalanan untuk melakukan vaksinasi booster dengan tepat. Syahril menyatakan jangan sampai booster hanya jadi sekedar syarat perjalanan tanpa memperhatikan waktu yang tepat melakukan vaksinasi booster sebelum perjalanan.

"Ingat, booster ini tujuannya untuk antibodi seseorang itu dan itu terbentuk 1-2 minggu, jadi jangan sampai besok berangkat tapi booster hari itu juga," ucapnya dalam acara Radio Kesehatan Kemenkes RI, Senin (11/7/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya vaksinasi booster bagi pelaku perjalanan paling ideal didapatkan minimal seminggu sebelum perjalanan. Hal ini dikarenakan dalam jangka waktu seminggu, antibodi sudah terbentuk dalam tubuh.

"Jangan sampai jadi sekedar syarat tapi harus terbentuk antibodi saat perjalanan itu, minimal seminggu sebelumnya," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu dalam acara yang sama, Juru bicara pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro, mengingatkan pelaku perjalanan dan masyarakat umum untuk kembali memakai masker di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Hal ini seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia.

"Ingat, COVID-19 masih ada oleh sebab itu baik di dalam ruangan maupun luar ruangan diimbau untuk menggunakan masker," ucapnya.

"Perubahan-perubahan imbauan tentunya merupakan hal yang wajar karena disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada dalam lingkungan kita," pungkasnya.




(mfn/kna)

Berita Terkait