Waspada, Gejala Virus Omicron BA.5 yang Mengintai di Malam Hari

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Jumat, 15 Jul 2022 10:00 WIB
Gejala virus Omicron BA.5 yang muncul di malam hari (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Waspadai gejala virus Omicron BA.5 yang muncul di malam hari. Mengingat subvarian tersebut kini sudah mendominasi di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, menyebut sekitar 81 persen Omicron BA.4-BA.5 sudah mendominasi dari varian COVID-19 nasional. Hal ini yang menyebabkan adanya kenaikan kasus COVID-19 belakangan ini.

"Distribusi subvarian terbaru Omicron, yaitu BA.4-BA.5 mendominasi sekitar 81 persen dari varian COVID-19 nasional yang ada," tuturnya dalam konferensi pers, Rabu (13/7/2022).

Subvarian ini diklaim lebih menular dibandingkan strain aslinya (BA.1) maupun delta, bahkan bisa menghindari sistem imun kekebalan yang sudah terbentuk sebelumnya. Meski begitu, gejala Omicron BA.5 yang muncul diyakini lebih ringan dibandingkan strain aslinya BA.1 maupun Delta. Lantas, seperti apa gejalanya? Simak berikut ini.

Gejala Virus Omicron BA.5

Berdasarkan data dari Kemenkes RI yang diterima detikcom pada Selasa (5/7), mengacu pada manifestasi klinis per 4 Juli pasien subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, sebagian besar kasus bergejala. Begitu juga sebagian besar pasien sudah menerima vaksin COVID-19 lebih dari dua dosis.

Disebutkan pada kasus infeksi BA.5, sebanyak 566 pasien (52,41 persen) bergejala dan 35 pasien (3,24 persen) tidak bergejala. Adapun gejala paling banyak dikeluhkan pasien subvarian Omicron BA.5 adalah batuk.

Namun, baru-baru ini ahli imunologi dari Trinity College Dublin, Professor Luke O'Neill, mengungkapkan gejala Omicron BA.5 yang muncul di malam hari. Bukan lagi demam atau batuk, melainkan keringat di malam hari.

"Satu gejala tambahan dari BA.5 yang saya lihat pagi ini adalah keringat malam," beber Professor Luke O'Neill dari Trinity College Dublin, dikutip dari The Independent, Jumat (15/7/2022).

Ia juga menjelaskan, dibanding varian Corona lainnya, BA.5 memiliki kemampuan lebih tinggi dalam menginfeksi orang-orang yang sudah pernah terpapar virus Corona sebelumnya. Mengingat, subvarian Omicron ini kini memicu lonjakan kasus di banyak negara, termasuk di seluruh Eropa dan Australia.

"Ada beberapa perubahan di dalamnya. Jelas dengan sel-T dan sebagainya, dan campuran sistem kekebalan dan virus yang sedikit berbeda mungkin memicu penyakit yang juga berbeda. Anehnya, keringat pada malam hari menjadi ciri khasnya," sambungnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi. Sebab, vaksin COVID-19 efektif untuk menekan risiko gejala berat pada pasien COVID-19, khususnya di gelombang BA.4 dan BA.5 kali ini

"Namun yang sangat penting, jika Anda divaksinasi dan Anda diberi vaksin COVID-19 booster, (infeksi BA.5) tidak akan berkembang menjadi penyakit berat. Pesan (saya), adalah untuk terus mengingatkan orang (terkait vaksinasi COVID-19)," pungkas Prof O'Neill.



Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"

(suc/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork