Kasus kematian pertama terkait cacar monyet di luar benua Afrika dilaporkan di Brazil. Tak lama berselang, Spanyol juga melaporkan kasus kematian yang juga terkait cacar monyet.
Cacar monyet atau monkeypox merupakan penyakit zoonosis langka yang disebabkan karena adanya infeksi virus monkeypox. Penyakit ini sedang ramai dipembicarakan sejak WHO menerima laporan mengenai kasus penyakit cacar monyet dari negara non endemis.
Awalnya, cacar monyet ditemukan pertama kali pada koloni monyet di Denmark yang dipelihara untuk penelitian. Kasus cacar monyet pertama yang menyerang manusia pada tahun 1970 di Kongo. Sejak saat itu, cacar monyet menjadi penyakit endemis di beberapa wilayah Afrika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski belum terdeteksi di Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta seluruh dokter untuk mewaspadai gejala cacar monyet pada pasien. Hal ini terjadi karena sudah ditemukan kasus konfirmasi cacar monyet di negara tetangga yaitu Singapura dengan 9 kasus konfirmasi dan 1 kasus konfirmasi di Thailand.
Sebelumnya, kematian terkait cacar monyet hanya terjadi negara-negara endemis yang berada di Afrika. Kasus kematian yang dilaporkan terjadi di Brazil diklaim sebagai yang pertama di luar Afrika, dan kasus di Spanyol menjadi kasus kematian pertama di Eropa.
Berikut 4 fakta kematian pertama terkait cacar monyet di luar Afrika.
1. Dialami pria Brazil
Brasil menjadi negara non endemis pertama yang terkena cacar monyet. Kondisi ini dialami oleh pria 41 tahun. Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Brasil, pria tersebut memiliki limfoma, sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan penyakit komorbit yang memperburuk kondisinya.
Sejauh ini, dilaporkan 1.066 kasus konfirmasi dan 513 suspek. Berdasakan data yang dimiliki kemeterian kesehatan Brasil, sebanyak lebih dari 98 persen kasus terkonfirmasi ditularkan dari hubungan seks sesama jenis yaitu pria dengan pria.
2. Mengidap komorbid
Pasien cacar monyet yang meninggal di Brazil dilaporkan mengidap lymphoma, sejenis kanker darah. Ia juga mengalami penurunan sistem imun.
"Komorbiditas yang dialami memperburuk kondisinya," kata kementerian kesehatan setempat, dikutip dari Reuters, Sabtu (30/7/2022).
Cacar monyet atau monkeypox dapat terjadi kepada seseorang yang memiliki penyakit komorbid. Kondisi ini dibuktikan melalui kasus pertama yang ditemukan di Brasil, pria pertama yang terkonfirmasi terkena cacar monyet diperburuk karena adanya penyakit komorbid.
Hal serupa juga disebut oleh Mohammad Syahril, juru bicara Kemenkes RI dalam konferensi pers virtual terkait 'Update Penanganan COVID-19, Hepatitis Akut dan Cacar Monyet di Indonesia", menurutnya virus ini bisa menyerang seseorang yang memiliki komorbid.
"Yang perlu diperhatikan apabila nanti ada yaitu komplikasi adanya infeksi sekunder atau bronkopneumonia, atau sepsis. Karena ini adalah komplikasi dari cacar monyet yang bisa terjadi khususnya bagi orang yang sedang imunitas turun atau komorbid," ujarnya, Jumat (24/6/2022).
NEXT: Spanyol juga melaporkan kasus kematian cacar monyet.
3. Spanyol menyusul
Menyusul Brasil, pada Jumat lalu, Spanyol melaporkan kasus kematian cacar monyet pertamanya. Hal ini juga merupakan kematian pertama di Eropa dan kasus kedua di negara luar Afrika.
Berdasarkan laporan dari kementerian kesehatan Spanyol, terdapat 4.298 kasus konfirmasi, 120 dalam masa perawatan dan 1 kasus kematian.
4. Ditetapkan sebagai PHEIC oleh WHO
Seiring melonjaknya kasus cacar monyet di luar negara non endemis, World Health Organizaion (WHO) menyatakan wabah ini menjadi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau darurat kesehatan global pada Sabtu (23/7/2022).
Saat ini, sebagian besar kasus yang dilaporkan oleh WHO berasal di wilayah Eropa sehingga mereka berkomitmen untuk bermitra dengan negara dan komunitas untuk mengatasi wabah tersebut.
Simak Video "Video: WHO Cabut Status Darurat Cacar Monyet"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)











































