Jakarta Dikepung Polusi Udara? Sama Saja, Tangsel Juga

Jakarta Dikepung Polusi Udara? Sama Saja, Tangsel Juga

Mochammad Fajar Nur - detikHealth
Rabu, 03 Agu 2022 06:25 WIB
Jakarta Dikepung Polusi Udara? Sama Saja, Tangsel Juga
Warga Tangsel berolahraga di tengah udara yang ternyata nggak bagus-bagus amat, sama seperti DKI (Foto: Andhika Prasetia/Detikcom)
Jakarta -

Banyak yang menilai bahwa daerah ibu kota yaitu DKI Jakarta memiliki kadar polusi udara yang paling buruk. Beberapa waktu lalu, DKI Jakarta memang kerap disebut sebagai kota dengan peringkat pertama polusi udara terburuk di dunia.

Piotr Jakubowski, Co-founder Nafas Indonesia, menyajikan data bahwa ternyata di tahun 2022 ini wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) lebih buruk kualitas udaranya dibanding DKI Jakarta. Data tersebut awalnya dibagikannya di Twitter, lalu ramai dibahas.

Piotr mengungkap ada beberapa faktor yang menyebabkan wilayah Tangsel mengalami kualitas udara yang lebih buruk dibanding DKI Jakarta, seperti adanya pembakaran sampah ilegal dan polusi kiriman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Daerah Jabodetabek sendiri banyak polusi bawaan dari timur, barat, selatan. Di Tangsel ada beberapa faktor salah satunya ada bakaran sampah (ilegal) yang banyak juga dilaporkan netizen dalam tweet saya itu, bahwa pembakaran sampah di daerah situ besar. Ada juga faktor bawaan, banyak pabrik di daerah selatan Tangsel seperti di Gunung Sindur ada pabrik semen atau di Cibinong ada juga pabrik semen," ucapnya dihubungi detikcom, Selasa (2/8/2022).

"Polusi kiriman kiriman bisa dibawa oleh angin ke arah Tangsel," sambungnya.

ADVERTISEMENT
Kondisi kualitas udara Bintaro Sektor 3 Tangsel, Selasa (2/8/2022) pukul 15.33 WIB, kondisi satu jam sehabis hujan.Kondisi kualitas udara Bintaro Sektor 3 Tangsel, Selasa (2/8/2022) pukul 15.33 WIB, kondisi satu jam sehabis hujan. Foto: Alethea Pricila/detikHealth

Pantauan detikcom, data IQ Air pada pagi hari sekitar pukul 8:00 WIB, Selasa (2/8/2022), menunjukkan indeks kualitas udara di Jakarta berdasarkan pantauan real time berada di angka 123 dengan konsentrasi PM 2.5 sebesar 44.4 mikrogram per kubik. Sedangkan wilayah Tangsel, pada waktu yang sama terpantau dengan pemodelan data satelit IQ Air, memiliki angka kualitas udara lebih buruk dengan nilai 155 dan konsentrasi PM 2.5 sebesar 64.2 mikrogram per kubik.

Maka pagi ini saja, melalui data dari IQ Air, kualitas udara di Tangsel memang terpantau lebih buruk dibanding DKI Jakarta.

Jika melihat data aplikasi Nafas Indonesia pada waktu yang sama, beberapa daerah Tangsel pada rentang waktu tersebut memang memiliki kualitas udara yang cukup buruk:

  • Serpong: AQI 209 (PM 2.5 158 mikrogram per kubik)
  • Bintaro: AQI 175 (PM 2.5 101 mikrogram per kubik)
  • Pondok Cabe: AQI 167 (PM 2.5 86,4 mikrogram per kubik)
  • Jelupang: AQI 187 (PM 2.5 125,2 mikrogram per kubik)
Kondisi kualitas udara Bintaro Sektor 3 Tangsel, Selasa (2/8/2022) pukul 15.33 WIB, kondisi satu jam sehabis hujan.Kondisi kualitas udara Bintaro Sektor 3 Tangsel, Selasa (2/8/2022) pukul 15.33 WIB, kondisi satu jam sehabis hujan. Foto: Alethea Pricila/detikHealth

Dalam akun twitternya Piotr menyatakan udara di Tangsel 20 persen lebih berpolusi dari DKI Jakarta sepanjang tahun 2022.

"Year To Date 2022, Tangsel 20 persen lebih berpolusi dari DKI Jakarta," cuitnya di twitter, dikutip detikcom dengan izin yang bersangkutan, Selasa (2/8/2022).

"Dan pada Juni 2022, angka itu bahkan lebih buruk. Tangsel 24 persen lebih banyak (polusi udara-nya) dari DKI Jakarta," sambungnya.

Artinya berdasarkan data dari Nafas Indonesia yang disajikan Piotr, hingga Juni 2022 rata-rata kualitas udara di Tangsel lebih buruk dibanding DKI Jakarta.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada September 2021, menetapkan standar PM 2.5 rata-rata tahunan yang aman dihirup sebesar 5 mikrogram per meter kubik. Jika melebihi angka ini maka kondisi udara suatu daerah dinilai buruk.

PM 2.5 merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer). Jika terhirup, PM 2.5 bisa berbahaya khususnya pada sistem pernapasan, sehingga bisa muncul sesak napas, iritasi mata, hingga hidung.

Simak juga video 'Udara Jakarta Makin Buruk, Greenpeace: Kemungkinan Polusi dari Luar DKI':

[Gambas:Video 20detik]



NEXT: Kualitas udara di Tangsel 'Sel' lebih parah daripada Tangsel 'Ut'

Tidak Semua Tangsel Kualitas Udaranya Buruk

Menurut Piotr angka PM 2.5 di Tangsel tidak semua tingkat polusinya sama. Bahkan, ada beberapa wilayah yang tingkat polusinya lebih rendah dibanding DKI Jakarta.

Piotr menyatakan polusi udara di Tangsel bagian selatan lebih tinggi dibanding Tangsel bagian utara. Jika keduanya dibandingkan dengan DKI Jakarta, maka pada bulan Juni 2022 akan mendapatkan hasil rata-rata:

  • DKI Jakarta: PM 2.5 sebesar 36 mikrogram per kubik.
  • Tangsel Utara: PM 2.5 sebesar 32 mikrogram per kubik
  • Tangsel Selatan: PM 2.5 sebesar 49 mikrogram per kubik.

"Mungkin perbedaan paling tinggi adalah perbedaan letak geografis, daerah Tangsel bagian utara lebih rendah di atas permukaan laut jadi dari topografi mempengaruhi," terangnya.

Namun, ia menegaskan yang dihitung merupakan data rata-rata bulanan. Jadi tidak setiap hari kualitas udara di Tangsel lebih buruk dibanding DKI Jakarta, ada hari-hari yang lebih baik tetapi rata-rata memang tidak bagus.

Kualitas Udara Pagi Tidak Selalu Bagus

Ia menampilkan riset Nafas Indonesia yang menyajikan data kualitas udara pagi di Tangsel pada bulan Juni 2022. Hasilnya pada beberapa daerah seperti Bintaro, Ciater, Legoso, dan Serpong kadar PM 2.5 selalu berada di atas angka 55 di antara jam 5-9 pagi.

Piotr dalam cuitannya juga mengutip hasil survei dari Katadata learning centre, yang menyatakan bahwa sebanyak 75 persen masyarakat berpikir bahwa udara pagi adalah yang paling segar. Sehingga tak heran banyak yang memilih olahraga di pagi hari.

"Kebanyakan olahraga dilakukan antara pukul 05.00 dan 09.00 (pagi), karena saat itulah 'kurang mobil' dan 'udara lebih segar'. Ternyata, rata-rata polusi udara sangat buruk pada saat-saat itu," tulis Piotr di twitter.

Apa yang Harus Dilakukan?

Piotr menyatakan ada dua yang bisa dilakukan untuk jangka pendek dan jangka panjang.

"Cek kualitas udara Anda sebelum ke luar. Pakai masker jika perlu. Ajak temanmu untuk mengecek juga. Jika polusi konsisten buruk beli pembersih HEPA," papar Piotr untuk usaha jangka pendek.

Sedangkan jangka panjangnya, bawa informasi ini ke RT/RW setempat, siapa tahu ada pembakaran sampah di area (yang ilegal). Serta sampaikan hal ini kepada perwakilan daerah setempat.

Benarkah polusi udara di Tangsel sebegitu buruknya? Sampaikan pendapat di komentar.

Halaman 2 dari 2
(mfn/up)

Berita Terkait