Viral Kuku Rusak Gegara Spidol Permanen, Dokter Kulit Ungkap Kemungkinannya

Viral Kuku Rusak Gegara Spidol Permanen, Dokter Kulit Ungkap Kemungkinannya

Alethea Pricilia - detikHealth
Jumat, 12 Agu 2022 15:37 WIB
Viral Kuku Rusak Gegara Spidol Permanen, Dokter Kulit Ungkap Kemungkinannya
Foto: Tangkapan layar: SS Viral atas izin yang bersangkutan
Jakarta -

Seorang pria asal Kabupaten Tangerang, Arif, viral di Tiktok setelah membagikan kisah kukunya rusak akibat kebiasaannya mencorat-coret kuku menggunakan spidol sewaktu kecil. Hobi ini ia lakukan ketika berusia lima tahun karena bermain dengan saudara perempuannya.

"Awal mulanya ketika saya mau mendekati umur 5 tahun, saya sedang main sama saudara saya yang kebetulan kebanyakan perempuan dan main kutek-kutekan, nah saya lakuin dan pakai spidol permanen," ujar Arif di balik akun Tiktok @arifkennedy, kepada detikcom, Selasa (9/8/2022).

Pria 18 tahun itu mengaku sudah melakukan berbagai macam pengobatan untuk menyembuhkan kukunya, namun hasilnya tetap nihil. Kuku tidak kembali normal hingga saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Spesialis kulit dan kelamin dari DNI Skin Centre, Dr dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK(K), FINSDV, FAADV, mengatakan bahwa kerusakan kuku bisa saja terjadi karena adanya kandungan toluena dari spidol permanen, tetapi kasus ini jarang terjadi.

"Kerusakan kuku karena mencoret dengan spidol jarang terjadi, namun apabila dilakukan terus menerus, kandungan pada spidol permanen yaitu toluena ya naga berfungsi untuk tulisan spidol mampu bertahan permanen, dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan sehingga menipiskan lempengan kuku hingga kuku mudah terinfeksi oleh jamur atau bakteri," jelasnya kepada detikcom, Kamis (11/8/2022).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, kerusakan ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya kerusakan kuku. Pada kasus akibat dicorat-coret dengan spidol, kerusakan kuku merupakan kelainan istemik seperti penyakit psoriasis atau linen planus. Namun dapat juga hanya sebatas infeksi jamur.

Apakah Bisa Disembuhkan?

dr Darma menjelaskan penyembuhan pada kondisi ini tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya karena jamur, pasien akan diberikan antijamur sistemik dan topikal serta butuh pengobatan jangka panjang agar menghindari risiko jamur seperti sering kontak dengan air.

"Namun jika (penyebab) penyakit sistemik seperti psoriasis merupakan penyakit genetik dapat diberikan terapi agen biologis atau imunosupresan sehingga penyakit terkontrol, namun penyakit ini bersifat kronis," jelas dr Darma.

Perawatan

Ada beberapa perawatan yang bisa dilakukan:

  • Terapi sesuai saran hasil pemeriksaan
  • Menghindari tangan kontak dengan bahan bersifat iritatif
  • Menjaga tangan tetap kering dan bersih.

Jika sudah terlanjur melakukan kebiasaan ini, dr Darma menyarankan agar menghentikan kebiasaan tersebut dan segera melakukan terapi apabila sudah terlihat adanya kelainan pada kuku.

"Cara meminimalisir gejala adalah hentikan kebiasaan tersebut jika sulit dihentikan bisa dikonsulkan ke psikiater, apabila sudah terdapat kelainan kuku segera diperiksaan karena terapi akan lebih efektif jika diberikan terapi lebih awal," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Viral Cuci Muka Pakai Air Garam, Aman Buat Kulit?"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)

Berita Terkait