Vaksinasi COVID-19 menjadi penting untuk didapatkan semua kalangan masyarakat demi meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi COVID-19. Namun, mengapa orang-orang yang sudah divaksin, termasuk vaksinasi primer dan dosis lanjutan (booster) masih terkena COVID-19?
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, Prof Dr dr Iris Rengganis, SpPD, K-AI, mengungkapkan hal tersebut karena virus COVID-19 yang terus mengalami mutasi sampai saat ini, sehingga sebagian mutasi virus tersebut sudah berubah. Begitu juga tergantung dari kondisi fisik masing-masing orang yang berbeda. Hal inilah yang membuat seseorang sudah divaksin masih bisa terinfeksi virus COVID-19.
"Sering kali orang bertanya, sudah vaksin tapi masih kena. Iya karena kan sudah terjadi mutasi dari virus," ucapnya saat konferensi pers, Senin (15/8/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Walaupun antibodi sudah meningkat, kita tetap bisa tertular. Orang pikir sudah tidak bisa tertular, (sebenarnya) tetap bisa tertular. Kenapa demikian Karena sudah terjadi mutasi daripada virus. Jadi mutasi sebagian virus sudah berubah. Artinya, tetap bisa tertular," imbuhnya lagi.
Meskipun demikian, vaksinasi bukan berarti tidak penting dilakukan. Prof Iris menjelaskan, vaksinasi berguna untuk mengurangi tingkat keparahan dari infeksi virus COVID-19 hingga menurunkan angka kematian di rumah sakit. Karenanya, orang-orang yang sudah divaksinasi kemudian terkena COVID-19, akan mengalami gejala yang lebih ringan dibandingkan orang yang belum vaksinasi.
"Vaksin tetap ada gunanya, tetap menurunkan angka kematian dan kesakitan di rumah sakit. Dan bilamana dia vaksinasi kalaupun kena, dia akan ringan sekali," ucapnya lagi.
"Vaksin dan masker harus diterapkan ke semua lapisan masyarakat," tutur prof Iris.
(suc/naf)











































