Viral Pria Berotot Kena Diabetes Sempat Koma, Penyakit Gula Bisa Sembuh Total?

Viral Pria Berotot Kena Diabetes Sempat Koma, Penyakit Gula Bisa Sembuh Total?

Vidya Pinandhita - detikHealth
Rabu, 24 Agu 2022 08:01 WIB
Viral Pria Berotot Kena Diabetes Sempat Koma, Penyakit Gula Bisa Sembuh Total?
Foto: Tangkapan layar unggahan Kurnia @mkbijaksana (Diambil atas izin yang bersangkutan)
Jakarta -

Viral kisah pria berotot berusia 29 tahun asal Bandung, Kurnia Bijaksana, terkena diabetes hingga sempat koma. Padahal alih-alih menggemari makanan manis, Kurnia aktif bergerak, rajin nge-gym, dan tidak begitu menyukai kudapan manis. Sempat depresi lantaran khawatir penyakitnya tak akan sembuh, Kurnia mengisahkan dirinya bangkit kembali seusai mengenal istilah 'remisi'. Apa itu?

"Saya awal Juli lalu literally hampir mati. Gula darah 667, kena DBD juga, trombosit 20 ribu, darah sudah asam sampai koma, dokter sempat marah-marah ke perawat karena sudah hampir telat penanganannya," ujar Kurnia dalam unggahannya lewat akun @mkbijaksana, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan, Senin (22/8/2022).

Lebih lanjut kepada detikcom Kurnia menjelaskan, diabetesnya mungkin dipicu oleh gaya hidup selama setahun hingga dua tahun belakangan. Memang sepanjang kuliah ia gemar berolahraga nge-gym, bahkan beberapa kali mengikuti klub bela diri. Tapi setahun terakhir, ia menjalani sistem kerja Work from Home (WFH) sehingga jarang berolahraga, pola makan tidak teratur, dan rentan stres.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak WFH saya sangat sedikit bergerak (kecuali hari saat nge-gym, itu paling dua minggu sekali), lalu memang saya gak terlalu suka yang manis, tapi asupan karbohidrat yang lain, seperti nasi, mie, dan lain-lain masih sama banyaknya seperti jaman saat saya aktif," jelasnya lebih lanjut pada detikcom, Selasa (23/8/2022).

"Ditambah mungkin puncaknya pas saya persiapan nikah di awal 2022 lalu. Itu saat saya lagi sibuk banget, ngurus kerjaan, bolak balik luar kota, belum mengurus persiapan nikah, belum stresnya," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Mendengar banyak kabar bahwa penyakit diabetes tidak akan bisa disembuhkan, Kurnia sempat berkecil hati.

"Sempat depresi karena banyak yang bilang diabetes nggak bisa sembuh,, harus bergantung sama obat seumur hidup, kecenderungan kemungkinan komplikasi semakin lama semakin besar. Berasa seperti kena death sentence nggak tuh," ungkap Kurnia.

"Saya baca paper, buku, artikel, dan lain-lain mengenai 'apakah diabetes bisa sembuh' dan menemukan satu kata (yaitu) 'remisi'. Di sini mulai ada secercah harapan," sambungnya.

Apa itu remisi? Simak penjelasan lebih lengkap di halaman selanjutnya.

Apa itu Remisi?

Kurnia menjelaskan, 'remisi' yang ia maksud adalah kondisi gula darah terkendali tanpa memerlukan obat dalam jangka waktu tertentu. Dianggap sembuh untuk sementara waktu, namun suatu hari kondisi gula darah tidak terkontrol bisa kembali lagi.

"Remisi itu kondisi di mana gula darah normal tanpa perlu obat di jangka waktu tertentu.Dianggap "'sembuh' tapi bisa jadi ke depannya muncul lagi dan setahu saya efek dan kondisi jangka panjangnya belum ada yang mengetahui banget," beber Kurnia.

Spesialis penyakit dalam sekaligus Pakar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam menjelaskan, 'remisi' diartikan sebagai kondisi pasien sembuh sementara waktu, tetapi sewaktu-waktu penyakitnya bisa kambuh (relapse). Istilah ini biasa digunakan pada penyakit peradangan kronis. Pada diabetes, istilah yang biasa digunakan bukanlah remisi, melainkan 'kondisi gula darah terkontrol'.

"Pasiennya tetap pasien pengidap diabetes melitus, tapi karena perubahan gaya hidup, kemudian juga ya mungkin pada awal dia butuh minum obat, jaga makan, akhirnya kita sebutkan bahwa dia adalah penderita diabetes melitus dengan gula darah terkontrol istilahnya, bukan remisi," jelasnya pada detikcom.

Hal senada disampaikan oleh spesialis penyakit dalam, dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD-KPsi dari Junior Doctor Network Indonesia atau yang akrab disapa 'dr Koko'. Menurutnya, pasien diabetes melitus akan terus membutuhkan penanganan dengan obat, suntikan insulin, dibarengi gaya hidup terjaga.

"Kalau pasien sudah dinyatakan didiagnosis dengan diabetes melitus, maka pasien ini akan butuh bantuan baik melalui obat-obatan, sebagian akan butuh suntikan insulin, dan terapi perubahan pola hidup untuk me-manage gula darahnya," terang dr Koko.

Kabar baiknya, kini Kurnia menjalani hari-harinya dengan rajin berolahraga. Ia meyakini, kunci dari penanganan diabetes adalah otot dan gerakan. Ia menjelaskan, tak ada perubahan pada fisik, namun memang dirinya kurusan setelah keluar dari rumah sakit.

"Kondisi sekarang untuk gula darah saya pantau terus. Gula darah puasa saya sudah di range normal kalau dites random (di bawah 100). Gula darah habis makan saya kadang masih tinggi. Ini tergantung makanan, saya masih experimen makanan pengaruhnya apa," bebernya pada detikcom.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kenali Tanda-tanda Gejala Diabetes di Pagi Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)

Berita Terkait