Bagaimana cara penularan HIV (human immunodeficiency virus)? Pasalnya belakangan ini masyarakat dihebohkan dengan kasus temuan virus tersebut di Bandung.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bandung membeberkan fakta dari 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021, 11 persen di antaranya adalah Ibu Rumah Tangga (IRT). Salah satu pemicunya adalah suami yang melakukan hubungan seks tidak menggunakan pengaman dengan pekerja seks. Selain IRT, 6,9 persen atau 414 kasus terjadi pada mahasiswa.
"12 ribu data tes HIV di layanan kota Bandung, itu adalah semua orang yang mengakses tes HIV di puskesmas, rumah sakit swasta atau negeri, dan klinik swasta. Dari data tersebut, 5.800-nya adalah warga Bandung dan akumulasi dari tahun 1991-2021," jelas Silvia di sesi e-Life detikcom, Jumat (26/8/2022).
"Banyak sekali suami 'jajan' tanpa menggunakan kondom atau perilaku menular berisiko sehingga 3-10 tahun terjangkit HIV tanpa gejala. Jadi, ia merasa sehat dan tanpa disadari pulang ke rumah dengan menularkan virus tersebut kepada istriya," jelas Silvia.
HIV sendiri merupakan virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi serta menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh pun akan semakin lemah. Akibatnya, pengidap kerap diserang oleh penyakit lain.
Apabila tidak segera diobati atau mendapatkan perawatan lebih lanjut, HIV dapat berkembang melalui tiga tahap, yaitu infeksi akut atau tahapan seseorang saat pertama kali tertular virus, gejala latensi klinis atau virus yang berkembang biak di dalam tubuh dan mulai melemahkan sistem kekebalan, serta infeksi lanjut atau AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) yang berpotensi mengancam nyawa. Lantas, menular lewat apa saja? Simak berikut ini.
Bagaimana Cara Penularan HIV?
Dikutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), HIV dapat menular melalui cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti:
- Darah
- ASI (air susu ibu)
- Air mani
- Cairan vagina
- HIV juga dapat ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan.
Bagaimana dengan Toilet Umum?
Mengingat penularannya melalui cairan tubuh yang masuk langsung ke aliran darah, sehingga duduk di toilet bukanlah jalur penularan HIV.
Virus tersebut tidak bertahan lama di udara atau permukaan yang keras. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC AS), HIV hampir 100 persen tidak aktif dalam waktu beberapa jam setelah berada di luar tubuh.
HIV baru bisa menular dari toilet jika dudukan pada toilet tersebut bersentuhan dengan luka terbuka atau selaput lendir sehingga virus pada toilet bisa masuk ke cairan tubuh. Selaput lendir ada pada alat kelamin, rektum, dan mulut.
Bisa Menular Lewat Tusuk Gigi?
Ahli penyakit tropik dan infeksi dari RS Cipto Mangunkusumo dr Erni Juwita Nelwan, SpPD, membeberkan fakta di balik hal ini. Menurutnya, sangat-sangat kecil kemungkinan HIV menular lewat tusuk gigi.
"Pada prinsipnya, untuk HIV saya katakan mitos. Kalaupun mungkin ada, kita kan nggak menggunakan tusuk gigi secara bergantian ya," jelas dr Erni dalam program e-Life detikcom, Jumat (26/8).
Terlepas dari HIV, tusuk gigi memang bukan benda yang steril jika sudah pernah digunakan. Ada begitu banyak bakteri dan mikroorganisme di mulut, sehingga tusuk gigi bekas sudah otomatis tidak akan dipakai secara bergantian.
Secara teori, saliva atau air ludah memang bisa menjadi tempat bersarangnya HIV. Namun demikian, HIV tidak serta-merta bisa menempel dan bertahan hidup terlalu lama di tusuk gigi.
"Kalaupun ada, jumlah virusnya sangat-sangat sedikit untuk bisa menularkan," jelas dr Erni.
Simak Video "AIDS dan 10 Gejala Umumnya: Batuk Kering-Demam"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/up)