Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung Sis Silvia Dewi melaporkan ratusan mahasiswa Bandung yang teridentifikasi positif HIV. Laporan tersebut merupakan akumulasi data sejak 1991 hingga 2021, juga data yang dihimpun tergabung dalam pelaporan tes HIV di puskesmas, rumah sakit, hingga sejumlah klinik.
Dari total 5.800 warga Kota Bandung, sekitar 31 persen disumbang dari pekerja swasta, 15 persen dari wiraswasta, 11 persen dari ibu rumah tangga (IRT), dan 6 persen dari mahasiswa.
"Ada 12 ribu lebih yang tes HIV di Kota Bandung, dari 12 ribu tersebut, 5.800 nya adalah warga Kota Bandung, data itu merupakan akumulasi dari tahun 1991 sampai dengan tahun 2021," tegas dia dalam program e-Life detikcom Jumat (26/8/2022).
"Yang jadi perhatian mahasiswanya ya mungkin karena usia produktif gitu ya, mungkin penerus harapan bangsa. Tapi kalau dari data kami yang kami punya berdasarkan pekerjaan adalah di kelompok swasta sebesar 31 persen," sambung dia.
Lantas, tertular dari mana?
Silvia mengaku tak mengetahui penyebab sebagian besar penularan HIV yang terjadi pada mahasiswa. Namun, gambaran besar yang dianalisis dari data laporan warga Bandung HIV, banyak yang tertular dari perilaku seks berisiko dan penggunaan narkoba suntik.
"Tapi penularan tertinggi di Bandung itu 39 persen dikarenakan memang heteroseksual, perilaku seksual yang berisiko, di heteroseksual hampir 40 persen selanjutnya ada dari penggunaan narkoba suntik yang telah terpapar itu ada sekitar 30 persenan," kata Silvia
"Jadi dua itu yg tertinggi di kota bandung penularannya," Ujar dia.
Simak Video 'Pro Kontra Wagub Jabar Sarankan Poligami untuk Cegah HIV/AIDS':